Selasa, September 10MAU INSTITUTE
Shadow

KIAT PRAKTIS MEMELIHARA KETEGUHAN BERAGAMA

KIAT PRAKTIS MEMELIHARA KETEGUHAN BERAGAMA
Oleh:
H.T. Romly Qomaruddien, MA.

Zaman Fitnah adalah zaman yang penuh dengan ujian, malapetaka, huru-hara, kegaduhan, hingga serangan dahsyat pemikiran. Bertubi-tubinya deraan yang menghantam, bisa mengakibatkan terjadinya banyak kegundahan dan keraguan, termasuk meragukan cara pandang beragama.

Suasana yang tidak dapat dipungkiri, zaman pancaroba terkadang bukan hanya membiaskan akal sehat, namun dapat mengikis dinding-dinding keyakinan. Merobohkan bangunan nalar, dan bahkan menghempas jauh dari nurani tersembunyi sekalipun. Mana pandangan biasa dan mana hasil ijtihad, begitu sulit dipilih dan dipilah, dicerna dan ditangkap maknanya, terlebih bagi mereka yang mengabaikan ilmu. Maka dengan berpegang pada ilmu itulah menjadi salah satu kiat keyakinan beragama dapat dijaga.

Adakah kiat-kiat praktis yang dapat mengembalikan keteguhan (tsabaat) itu?, Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid menjawab dalam bukunya Wasaailuts Tsabaat ‘Ala Dienillaah (Daarul Wathan: 1419). Menurutnya, ada 15 kiat menggapai keteguhan dalam menuju jalan Allah ‘azza wa jalla, yaitu sebagai berikut:

1. Menerima Al-Qur’an sebagai tali Allah ‘azza wa jalla.
2. Berpegang teguh terhadap syari’at Allah ‘azza wa jalla dan tetap beramal shalih.
3. Memperbanyak tadabbur, yakni merenungkan kisah-kisah para Nabi dan menjadikannya sebagai pijakan dalam bersabar dan beramal.
4. Senantiasa berdzikir, mengingat Allah ‘azza wa jalla.
5. Memupuk jiwa antusias dalam menempuh jalan yang benar.
6. Senantiasa menghidupkan pembinaan (tarbiyah).
7. Bersikap teguh di atas jalan yang sedang ditempuh (tsiqah).
8. Membiasakan berda’wah di jalan Allah (maksudnya aktif dan kreatif dalam hal- hal yang mendukung perjuangan di jalanNya).
9. Senantiasa ikhtiar untuk berkumpul di sekitar unsur-unsur yang dapat meneguhkan.
10. Selalu yakin akan pertolongan Allah ‘azza wa Jalla, dan masa depan adalah milik Islam.
11. Mengetahui hakikat kebatilan dan tidak terpedaya olehnya.
12. Membiasakan perilaku yang dapat membantu keteguhan hati.
13. Memperbanyak minta nasihat dan wasiat dari orang-orang shalih.
14. Merenungkan kenikmatan surga Allah, selalu mengingat adzab nerakaNya dan selalu mengingat akan kematian.
15. Senantiasa berdo’a yang selalu mendorong lahirnnya keteguhan, di antaranya:

ياَ مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku ini dalam meyakini agamaMu.”
_____

Penulis adalah: Anggota Dewan Hisbah PP. Persatuan Islam (Komisi ‘Aqiedah), Anggota Fatwa MIUMI Pusat (Perwakilan Jawa Barat), Wakil Sekretaris KDK MUI Pusat, Ketua Bidang Ghazwul Fikri & Harakah Haddaamah Pusat Kajian Dewan Da’wah dan Ketua Prodi KPI STAIPI-UBA Jakarta

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!