PENGUATAN LITERASI KEISLAMAN DAN KEBANGSAAN DIGELAR;
Bertempat di Yayasan Bung Karno Jakarta Pusat, MUI Pusat menyelenggarakan acara tersebut. Dr. H. Anwar Abbas (Sekjen) menyampaikan: “Kita kembalikan literasi kita kepada haq, bukan hoax”.
Menurutnya, belakangan ini pandangan “sekular fundamentalis” wajib diwaspadai, di mana mereka berupaya menjauhkan tokoh-tokoh pendiri bangsa terkesan jauh dari nilai religius. Ini dibenarkan Dr. Rusydi Husein (Yayasan Bung Karno) dengan data-data sejarah yang dibacanya.
Adapun Dr. Ar-Razi Hasyim (Peneliti Darus Sunnah), memaparkan bahwa literatur sejarah hendaknya lebih selektif seperti halnya ilmu hadits. Dalam kesempatan ini, al-faqir mengajukan beberapa hal; dalam menyingkap literasi ini, harus universal dan integral.
Bagaimana kaitan para pendiri bangsa dengan guru-guru agama dan guru-guru politik mereka di zamannya. Termasuk perdebatannya dengan kalangan “nasionalis Islamis”. Semua itu penting diungkap, agar tidak ada dusta di antara kita. (TRQ, 24/01/19)