DESIGN THINKING; BIKIN IDE JADI ADA
Oleh:
Yazied T. Ahmad RQ.
Mereka sudah Punya Ide …
Forum Indonesia Muda (FIM) berisikan pemuda-pemudi Indonesia yang memiliki gagasan dan aksi nyata. Mereka berkumpul dan bertemu satu sama lain di forum ini. Perkenalan dengan peserta FIM menjadi sesi paling menarik dan wajib di acara ini, bayangkan saja jika sehari berkenalan dengan teman baru di forum ini sebanyak tiga orang, kita bisa mengulik dan mendapatkan tiga cerita menarik, lengkap dengan wawasan baru yang praktis dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Sebut saja pertemuan yang saya alami bersama Bang Dian, Teh Liea dan Mas Fathin. Bang Dian sedang menjalankan gagasan besarnya yang memadukan Teknologi dengan Pertanian melalui perusahaan rintisannya yaitu Habibi Garden. Saat itu ia cerita di kamar saat sesi istirahat sambil rebahan. Obrolannya selalu menjurus ke optimalisasi peran pemuda dalam era disrupsi, kita membicarakan inovasi saat itu. Pemuda sebagai individu yang masih lincah dan adaptif, memiliki tantangan penguasaan teknologi yang tidak kalah lincahnya. Bang Dian sebut “Agile” si lincah tersebut.
Pertemuan berikutnya adalah bersama Teh Liea yang berhasil merangkul supir angkutan umum (angkot) di Bandung dengan perusahaan rintisannya yaitu Angkoter. Wawasan yang saya dapat berupa “pemberdayaan masyarakat”, ia bercerita bagaimana masalah dapat diubah menjadi sebuah peluang jika kita bisa mendefinisikan masalah secara benar. Contohnya, ketika supir angkot kewalahan dengan munculnya transportasi online, Teh Liea dengan gagasannya angkoter berhasil membuat supir angkot tetap bertahan karena berhasil beradaptasi menyesuaikan teknologi. Saya mendapat pelajaran ternyata kegiatan kita akan lebih seru dan berkelanjutan jika tidak hanya memikirkan profit saja, melainkan memiliki social impact juga.
Tidak kalah menarik pertemuan saya dengan Mas Fathin. Sudah satu tahun saya mengikuti instagramnya, dan baru dapat balasan follback ketika bertemu di FIM. Gagasannya menginspirasi, ia ingin mengentaskan permasalahan mengenai “food waste”. Berangkat dari data negara Indonesia adalah negara pembuang sisa makanan terbanyak kedua di dunia, ia membuat aplikasi Gifood. Singkatnya, aplikasi ini mencari info makanan layak yang hampir terbuang lalu disebar melalui sosial media, selanjutnya dibagikan untuk dimakan oleh orang yang membutuhkan. Pelajaran yang saya ambil adalah bahwa “kebermanfaatan sangatlah dekat dengan diri kita”, bahkan kita bisa memulainya dari piring makan kita yang selalu kita jumpai tiga kali sehari.
Ide itu Harus Ada
Ketiga gagasan teman-teman saya di atas adalah hanya contoh dari ratusan pemuda-pemudi peserta FIM yang berhasil saya dapat. Kesimpulannya ternyata ada pada cara mereka berpikir. Mereka semua memakai Design Thinking. Metode penyelesaian masalah yang berfokus pada pengguna atau user. Metode ini dipopulerkan oleh David Kelley dan Tim Brown pendiri IDEO (sebuah konsultan desain yang berlatar belakang desain produk berbasis inovasi).
Sedikitnya ada empat elemen penting yang ada pada metode ini, yaitu:
1. People centered: gagasan yang kita hasilkan harus benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pengguna atau sasaran gagasan. Bukan karena bagus dan keren menurut pembuat gagasan.
2. Highly creative: tidak terikat aturan yang kaku dan baku, diperlukan kreatifitas dan kebebasan dalam memunculkan gagasan.
3. Hands on: proses desain memerlukan percobaan langsung, bukan hanya pembuatan teori atau sebuah gambaran di kertas.
4. Iterative: proses desain merupakan sebuah proses dengan tahapan-tahapan yang dilakukan berulang-ulang untuk melakukan improvisasi dan menghasilkan sebuah hasil gagasan yang baik berupa produk atau prototipe lain.
Metode Design Thinking memiliki lima tahapan yang dapat dilakukan secara berulang-ulang hingga gagasan dapat benar-benar menjadi sebuah produk atau luaran prototipe lain. Mulai dari tahapan Emphatize, Define, Ideate, Prototype dan Test. Empati menjadi modal awal karena melahirkan kepekaan kita terhadap suatu masalah, selanjutnya define yakni kita akan mendefinisikanmakna, data dan fakta dari permasalahan tersebut. Pada tahap ideate, kita mencari alternatif solusi atas permasalahan yang ditemukan. Tidak sekedar gagasan berupa ucapan saja, selanjutnya harus dibuat sebuah prototype berupa percobaan langsung atas gagasan, hingga akhirnya luaran dari prototipe tersebut dapat dilakukan test yaitu diuji coba dan dipakai oleh sasaran gagasan.
Ngerasa resah dengan masalah di sekitar, tapi bingung mau ngapain selanjutnya?
Abis empati, cobain kenalan sama masahalahnya yaa … !!!
Banyak ide di pikiran, tapi kok cuma bisa diungkapin dengan kata kata ucapan aja?
Setelah ideating jangan lupa prototyping yaa … !!!
Duh ide kok ngak muncul muncul ya, berarti harus bentuk aksinya …
Bikin tim dan lakukan Design Thinking yuuk (Ajakan bagi kalian generasi milenial) … !!! (@Kiriman ananda; Senin shubuh, 27/ 01/ 2020) ***