MINTALAH UMUR BERKAH, BUKAN UMUR PANJANG … Hampir semua warta nubuwwah yang menyebut “panjang umur” bersifat khabari (pernyataan berita), bukan insyaai (permohonan, perintah atau larangan). Lebih dari itu, selalu diiringi dengan keterangan penjelasnya (qariinah). Karena itu, panjang dan pendeknya umur seseorang yang menunjukkan pada kuantitas, bukanlah perkara substantif. Yang lebih substantif, justeru kualitas umur itu sendiri. Ketika umur seseorang ada dalam kebenaran, kebaikan, dan kemuliaan (hasan, khair, fadhl), itulah sejatinya keberkahan. Al-Ashbahani mendefinisikannya dengan: tsubuutul khairil ilaahiy; “Tetapnya anugerah kebaikan Allah ‘azza wa jalla“. Demikian pula dengan umur seseorang, Rasul panutan mengabarkan: “Sebaik-baiknya manusia, adalah yang umurnya panjang dan baik amalnya. Seburuk-buruknya manusia, adalah yang umurnya panjang dan buruk amalnya.” (Lihat: Shahiihul Jaami’, no. 3297 dari ‘Abdurrahman bin Abi Bakrah radhiyallaahu ‘anh). Semoga berkah!!! (@TenRomlyQ)