AL-HIKAM FIE QASHASHIL QUR’AAN WAS SUNNAH// Hal terpenting dalam berkisah, adalah menentukan “sub tema” dan “sumber rujukan”. Agar literasinya disiplin, dan sari pati hikmahnya terasa, maka menentukan sumber rujukan pokok menjadi perhatian utama. Pertama, Al-Qur’an itu sendiri sebagai kitab petunjuk [bukan buku sejarah]. Kedua, hadits yang shahih. Ketiga, tafsir mu’tabar dan syarah hadits. Keempat, atsar shahabat dan taabi’in, serta riwayat orang-orang terdahulu yang utama [al-qudamaa, al-fudhalaa]. Dan kelima, merujuk kepada kitab-kitab ulama sejarah yang terpercaya [muarrikhuun]. Dengan demikian, Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran, sekaligus menjadi sumber pokok sejarah yang abadi dan penuh kemukjizatan. Al-Hafizh Ibnu Katsir memetik riwayat Imam Tirmidzi dari shahabat ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anh berikut ini: “Kitab Allah itu di dalamnya mengandung berita kejadian masa silam, kabar peristiwa zaman yang akan datang, serta pedoman hukum di antara kalian.” 💫☪️✒️ (@TenRomlyQ)