Jumat, September 13MAU INSTITUTE
Shadow

MEMBENAHI PERAHU SOSIAL; AGAR PENUMPANG KEHIDUPAN SELAMAT SAMPAI TUJUAN

MEMBENAHI PERAHU SOSIAL; AGAR PENUMPANG KEHIDUPAN SELAMAT SAMPAI TUJUAN
Oleh:
Teten Romly Qomaruddien

Untuk menggambarkan kehidupan, kata “perahu” atau “bahtera” seringkali dimunculkan sebagai tamtsiil. Bahkan Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pun menggunakannya. Tak terkecuali dalam memotret kehidupan kita yang semakin senja, ibarat kapal layar atau perahu yang telah melaju begitu jauhnya di lautan lepas. Sebagai penumpang di dalamnya, sudah tentu akan menemukan banyak pengalaman di samping kejenuhan dikarenakan lamanya waktu pengembaraan.

Di tengah-tengah panjangnya waktu pelancongan, ujian demi ujian kian mendera seiring ditemukannya jalan keluar dari setiap masalah yang dihadapi. Karena telah menjadi sunnah Rabbaniyah, setiap ada kesusahan Allah ‘azza wa jalla pun telah menyiapkan jalan kemudahan. Di situlah hikmahnya, mengapa ada kewajiban saling menasihati sesama orang-orang beriman.

Demikian pula dengan al-amru bil ma’ruuf wan nahyu ‘anil munkar, tanpa keberadaanya menunjukkan tanda kebinasaan. Seperti itulah kehidupan, tak ubahnya laksana kapal layar dengan para penumpangnya. Agar mereka selamat sampai tujuan; di samping kapalnya harus kokoh, juga penumpangnya wajib disiplin terhadap aturan keselamatan. Sukses dan tidaknya pengembaraan, di antaranya ditentukan oleh keduanya. Kapal adalah buminya yang kita pijak, penumpang kapal adalah penduduk bumi tersebut. Adapun hamparan lepas lautan dengan beragam angin dan cuacanya, bisa jadi hiasan kehidupan, dan bisa pula ujian kehidupan.

Sebagai makhluq yang sering berbuat khilaf dan lupa, maka memelihara al-amru bil ma’ruuf wan nahyu ‘anil munkar menjadi sebuah kewajiban sesama kita. Berbeda dengan kehidupan para Nabi dan Rasul yang mendapatkan penjagaan dari Allah ‘azza wa jalla secara langsung, yakni apabila mereka keliru dalam menapak kehidupan ini Allah pun langsung menegurnya dengan turunnya wahyu. Bandingkan dengan kita, kalaulah bukan dengan “saling mengingatkan”, maka semua bentuk kebaikan tak akan dapat tersosialisasikan dengan baik.

Demikian pula dengan kemungkaran, tak akan dapat kita cegah apabila budaya pembiaran menjadi kebiasaan. Hal ini berlaku bagi setiap bentuk kemungkaran yang dilihat; baik bersifat individu maupun kolektif, berupa kemungkaran biasa maupun sistem. Karena itulah dalam pencegahannya, ada yang masuk kategori hukum fardhu ‘ain, juga ada yang masuk kategori hukum fardhu kifaayah.

Menarik untuk direnungkan, dan layak untuk diambil pelajaran. Betapa Rasul yang mulia telah menghaturkan tamtsil yang teramat indah tentang “perahu sosial” ini.

مَثَلُ القَائِمِ في حُدودِ اللَّه، والْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَومٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سفينةٍ، فصارَ بعضُهم أعلاهَا، وبعضُهم أسفلَها، وكانَ الذينَ في أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ الماءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ، فَقَالُوا: لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا في نَصيبِنا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا. فَإِنْ تَرَكُوهُمْ وَمَا أَرادُوا هَلكُوا جَمِيعًا، وإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِم نَجَوْا ونَجَوْا جَمِيعًا

“Perumpamaan orang yang menegakkan aturan Allah dengan orang yang terjerumus dalam kemungkaran itu bagaikan suatu kaum yang berundi dalam sebuah perahu kapal. Nantinya ada sebagian berada di atas dan sebagiannya lagi di bawah perahu kapal tersebut. Yang berada di bagian bawah ketika ingin mengambil air, tentu harus melewati orang-orang di atasnya. Mereka berkata, “Andaikata kita membuat lubang saja sehingga tidak mengganggu orang yang berada di atas kita.” Seandainya yang berada di bagian atas membiarkan orang-orang bawah menuruti kehendaknya, niscaya semuanya akan binasa. Namun, jika orang bagian atas melarang orang bagian bawah berbuat demikian, niscaya mereka selamat dan selamat pula semua penumpang perahu kapal tersebut.” (HR. Al-Bukhari dari shahabat Nu’man bin Basyier radhiyallaahu ‘anh)


✍️ Goresan ini merupakan lanjutan dari judul sebelumnya: Meniti Ilmu Merenda Amalan dan in syaa Allah masih bersambung.***

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!