ANAK RANTAU DARI ‘AQABAH BUKIT TINGGI // Pria kelahiran Palembang 1954 ini, sebenarnya keluarga Minang dengan gelar Imam Sinaro. Beliau H. Amlir Syaifa Yasin, M.A. [Dosen Ilmu Dakwah LPDI Jakarta, kini Waketum Dewan Da’wah]. Yang menarik dari obrolan dhuha [sambil menunggu hasil Antigen di RSI Ibnu Sina], yaitu “bijak memaknai sebuah kegagalan”. Ketika lulus dari Thawalib Parabek 1975, berlanjut ke ‘Aqabah 1976 [Pimpinan Buya Muslim ‘Aboud Ma’ani sebelum memimpin Al-Azhar Kebayoran]. Dalam usianya 26 tahun merantau ke Jakarta dikarenakan “gagal faktor usia” mendaftar di Universitas Islam Madinah [1983], alternatifnya beralih pada penawaran studi di Daarul ‘Uluum miliknya Sayyid Abul Hassan Ali al-Hasani an-Nadawy [India]. Lagi-lagi “gagal” karena tidak keluar visa. Pak Natsir pun menasehati: “Saudara Amlir, taqdir saudara membantu saya di sini, alkhairu maa qaddarallaahu lanaa; Yang terbaik itu ketetapan yang ditetapkan Allah pada kita”. Sembari berkhidmat, LIPIA Jakarta jawabannya.💟 (@TenRomlyQ)