MUDIKKAN HATIMU DAN PULANG KAMPUNGKAN JIWAMU!!! // Terlepas dari perbedaan makna “mudik” dan “pulang kampung” yang sempat viral, yang lebih penting adalah bagaimana dua peristiwa itu mampu mereview memori yang “terhijab” tirai kejumawaan. Merasa sudah maju, banyak perubahan, memiliki keunggulan, taraf hidup yang melejit, serta status sosial yang menonjol. Semua itu terkadang, menjadi kunci penghalang bagi terbukanya “keran kepekaan” terhadap sesama. Ketika seseorang gagal memahami dirinya dari mana dia berasal, biasanya memaksa pribadi orang itu berubah secara ekstrim. Sekalipun, bisa jadi orang tersebut tidak menyadarinya. Dengan demikian, ketika mudik dan pulang kampung dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan ditampilkan dengan penuh elegan, maka sudah bisa dipastikan bahwa mudik dan pulang kampung kita benar-benar dipertaruhkan. Dengan cara “memudikkan hati” dan “mempulang kampungkan jiwa”, maka pelan tapi pasti kualitas diri pun akan kembali hadir dalam kehidupan. Semoga!!! π«πΈπβοΈ (@TenRomlyQ)