Sabtu, Desember 7MAU INSTITUTE
Shadow

MENJADI PEMILIK MENTAL PENGGERAK DAN JIWA PEMENANG (Refleksi Awal Tahun 1444 H.)

MENJADI PEMILIK MENTAL PENGGERAK DAN JIWA PEMENANG (Refleksi Awal Tahun 1444 H.)
Oleh:
Teten Romly Qomaruddien

Biasanya, ketika seseorang merasa kalah dan lemah dalam hidupnya, maka lillaah dan ‘izzah pun kian terasa tidak mendapat tempat dalam dirinya. Agar jiwa-jiwa itu merasakan marwah-nya sebagaimana orang-orang shalih yang layak jadi pemenang, maka permohonan kekuatan dan sapaan menjadi bagian yang tidak boleh terlewatkan dalam menjemput tahni’ah kemuliaan.

Tertanamnya sikap ikhlas, kelapangan, tawakkal, ikhtiar serta iringan do’a yang tulus dan tidak terputus menjanjikan bentangan harapan dan penawar jiwa untuk hidup yang lebih berghairah menuju masa depan. Satu hal yang penting jadi catatan, “Menang saja tidaklah cukup, apabila tidak disertai dengan kelapangan”.

Untuk kembali meniti hidup baru dalam kelapangan jiwa, penting rasanya kita memperhatikan hal-hal penting berikut:

1) Jangan pernah membenci seseorang dengan berlebihan walaupun ia seringkali melupakan hakmu.
2) Jangan pernah larut dalam kegalauan dan membiarkan diri hampa dari dzikrullaah.
3) Biasakan hidup penuh sederhana, sekalipun memiliki kedudukan dan jabatan.
4) Senantiasa memelihara jiwa optimis dan husnuz zhan kepada Allah ‘azza wa jalla sekalipun mushibah datang mendera.
5) Biasakan banyak memberi kepada sesama, sekalipun dalam kondisi susah dan kekurangan.
6) Usahakan tetap tersenyum, sekalipun “bisa jadi” hatimu sedang sakit.
7) Jangan pernah lupa untuk berbagi do’a kebaikan bagi sesama, sekalipun orang yang kita do’akan tidak ada di hadapan.

Sebagai seorang pakar Tafsir Sains, Prof. Dr. Zaghlul Raghib Muhammad an-Najjar [Ilmuwan Mesir], memberikan terapi yang sangat jitu, ketika seseorang mengalami keguncangan jiwa. Adapun terapi yang disodorkan, tidaklah lepas dari pentingnya menyembunyikan kegundahan, menebar senyuman, jalinan harmoni bersama al-Qur’an, munajat, dan selalu memuji Allah ‘azza wa jalla. Dirinya bertutur:

ﻻ ﺗﺪﻉ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﻌﺮﻓﻮﻥ ﻋﻨﻚ إلا ﺳﻌﺎﺩﺗﻚ، ولا يرون منك إلا ابتسامتك، ﻓﺈﻥ ﺿﺎﻗﺖ ﻋﻠﻴﻚ ﻓﻔﻲ ‎ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺟﻨﺘﻚ، ﻭﺇﻥ آﻟﻤﺘﻚ ﻭﺣﺪﺗﻚ ﻓﺈﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺩﻋﻮﺗﻚ، ﻭﺇﻥ ﺳﺄﻟﻮﻙ ﻋﻦ حالك ‎فاحمد ﺍﻟﻠﻪ ﻭأﺑﺘﺴﻢ!!! …

“Jangan biarkan semua orang tahu tentangmu kecuali kabahagianmu … Jangan biarkan semua orang melihatmu kecuali senyumanmu … Saat engkau merasa sesak dan gundah, al-Qur’an adalah surgamu … Saat engkau merasa pedih dan pilu, menghadaplah ke langit untuk memohon do’a … Saat semua orang bertanya tentang kondisimu, ucapkanlah al-hamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin dan tersenyumlah!!!”.

Wahai saudaraku!!! … “Jika orang lain bisa bergembira dengan apa yang mereka jalankan dan mereka dapatkan, mengapa kita masih beralasan untuk tidak bisa menemukan kegembiraan apa yang kita pikirkan?”

Jadilah kita, pemilik mental penggerak yang bijak dan tetaplah mawas diri, agar kita tetap berjiwa lapang dan memiliki bentangan masa depan. Wilujeng enjing … Fa ashbahnaa wa ashbahal mulku lillaah!!!


✍️ Goresan jentik jemari ini, ditulis sebelum Kajian Rutin Ummahaat Radio Dakta di kediaman Pusdiklat Dewan Da’wah Jl. Kamp. Bulu Setiamekar Tambun Selatan Bekasi Jawa Barat (@Pagi yang cerah; Selasa, 02 Agustus 2022)


Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!