Senin, September 9MAU INSTITUTE
Shadow

SIERAH BAATHINIYYAH; GORESAN PENGEMBARAAN ALAM RASA

SIERAH BAATHINIYYAH; GORESAN PENGEMBARAAN ALAM RASA
Oleh:
Teten Romly Qomaruddien

Sebagai makhluq yang diberikan perasaan oleh Dzat Maha Pencipta [homo somatica], setiap insan akan mengarungi kehidupannya dengan hiasan semilir batinnya itu [esoteris]. Menghidupkan perasaan itu bagian yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan insan, karena hal itu sudah menjadi anugerah Allah ‘azza wa jalla.

Ibarat titik-titik air embun yang senantiasa melapisi benda yang ditemuinya, terutama dedaunan pepohonan yang tumbuh di muka bumi ini. Karena itulah setiap tumbuhan menjadi tampak lebih hidup dibuatnya. Wajarlah apabila bisikan batin ini bergumam seperti ini: “Jadilah tetesan embun di dedaunan, agar ia tetap tumbuh segar menyongsong harapan …”

Dahsyatnya perasaan melebihi dari segalanya, sekalipun hanya sekadar “bisikan batin” semata. Namun ia mampu menjadi penguat untuk bertahan hidup yang lebih baik daripada tidak sama sekali. Senandung batin membisikkan: “Aku tidak memiliki siapa pun, melainkan yang hati ini merasa memilikinya. Hidupku, semangatku, ada pada perasaanku sendiri. Siapa pun tidak punya hak menekan atau memaksa perasaanku ini … Yang dapat menentukan ke mana jarum perasaan ini menuju, adalah perasaanku sendiri.”

Jangan tanyakan pada saudaramu, apakah anda punya perasaan atau tidak punya perasaan? Karena perasaan itu sendiri sudah menjadi potensi jiwa manusia [at-thaaqah al-insaaniyyah] sebagai fithrahNya, dan sesungguhnya seorang insan sudah pasti memilikinya. Perasan senang, menyukai sesuatu, merindukan sesuatu, bahkan perasaan tidak senang dan rasa kecewa. Semua itu bersenyawa dalam jiwa siapa pun. Kata para penyair, hanya sebongkah batu yang tidak memiliki perasaan.

Seorang pujangga klasik Makkah pada masa Kekhilafahan ‘Umawiyyah dari turunan Quraisy, ‘Umar bin Abi Rabi’ah al-Makhzumi [644 M – 712 M] pernah bertutur:

إذا أنت لم تعشق ولم تدر ما الهوى … فكن حجرا من يابس الصخر جلمدا

“Jika anda tidak memiliki rasa rindu dan tidak mengetahui arti sebuah rasa, maka jadilah batu karang yang kokoh namun kering kerontang.”

Syair ini menunjukkan betapa perasaan itu sebuah keniscayaan, bukan kehampaan. Persoalannya adalah, bagaimana seseorang mampu mengelola perasaannya. Hal ini tentu sangat tergantung pada masing-masing pribadinya.

Sungguh menyentuh perasaan dan terasa menjadi penawar, apa yang dinasihatkan Fadhilatus Syaikh Yusuf al-Qaradhawi:

‏أنت أعرف الناس بنفسك وأقدر على معالجة ما فيها من قصور وثغرات قد تكون مغلّفة بأغلفة شتى، ولكن البصير يجب أن يكتشفها ولا يغالط نفسه، فاصدق مع نفسك وجاهدها، وصحح مسيرتها، والله معك، وإذا صدق العزم وضح السبيل ….

“Anda-lah yang paling tahu siapa diri anda sebenarnya … Paling mampu mengatasi segala kelemahan dan kekurangan diri yang kadang tertutupi dengan beragam bentuk ego … Namun orang yang cermat itu adalah yang bisa berbuat jujur dengan dirinya … Terus berusaha memperbaiki diri … Meluruskan arah hidup yang benar … Kemudian mendekatkan diri pada Allah ‘azza wa jalla … Maka saat ‘azam dan tekad kuat tertancap dalam hati sanubari … Allah pasti akan membukakan jalan lapang di hadapannya.”

Demi merawat keseimbangan jiwa, maka janganlah terlalu berharap kepada manusia; Jalani hidup ini sesuai putaran roda qadarNya … Tidak ada yang layak untuk dimiliki sebagai kepastian, melainkan taqdir kita sendiri. Memang benar, “Jika segala sesuatu itu sudah menjadi ketetapan Allah ‘azza wa jalla, maka semua yang terjadi tidak akan ada yang bisa menahannya. Qadar adalah kuasaNya, sedangkan ikhtiar adalah kasab makhluqNya. Agar keduanya selaras saling mengikat, maka pengembaraan alam fikir dan alam rasa yang terpatri dengan iman wajib mengawal keduanya.” Wa maa tasyaa-uuna illaa an yasyaa-a Allaahu Rabbul ‘aalamiin


✍️ Jentik jemari ini, ditulis bakda ‘ashar (Selasa, 09 Agustus 2022) sebagai jawaban atas “Diskusi Sastra dan Ilmu Jiwa” yang tertunda. Semoga bermanfaat!!!

Print Friendly, PDF & Email

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!