Rabu, November 13MAU INSTITUTE
Shadow

KEMENANGAN KITA ADALAH KEMENANGAN DA’WAH ILALLAAH

KEMENANGAN KITA ADALAH KEMENANGAN DA’WAH ILALLAAH
Oleh:
Teten Romly Qomaruddien

Al-hamdulillaah was syukru lillaah … Semoga kesantunan, kedamaian, kesejukan, kekeluargaan, kearifan, kebijakan, dan kelembutan senantiasa menghiasi para duta dakwah dalam mengemban amanat aspirasi ummat. Selama jalinan iman yang ditanamkan, wawasan ilmu yang dibentangkan, riuh ukhuwwah yang diperlihatkan, serta kawalan ketaqwaan yang dipertontonkan, biidznillaah suasana Muktamar Persatuan Islam [PERSIS] XVI di Hotel Sutan Raja Soreang Kabupaten Bandung dan Muktamar Persatuan Islam Istri [PERSISTRI] XIII di Hotel Horison Bandung senantiasa ada dalam lindungan dan ridha Allah yang Maha kasih sayang.

Oleh karenanya, diksi imaamah, imaarah, dan jamaa’ah benar-benar wajib dirawat dan dijaga dengan bingkai adab dan akhlaaqul kariimah. Dengan menghiasi diri dan menata jiwa seperti itu, maka keberkahan perhelatan akbar jam’iyyah ini akan lebih dapat dirasakan kewibaannya. Terlebih memohon pertolongan kepada Allah ‘azza wa jalla [al-isti’aanah billaah] dan keikhlasan selalu mengiringi hari demi hari dalam persidangan.

Dengan demikian, maka kemenangan yang sesungguhnya dalam hajat besar ini adalah kemenangan dakwah itu sendiri yang menjadi “proyek agung” bersama, yakni berupa program jihad jam’iyyah. Adapun pilar-pilar penyangga yang dapat mengokohkannya adalah sebagai berikut:

  1. Memaknai kemenangan yang hakiki
  2. Merumuskan kekuatan yang terukur
  3. Mewujudkan langkah persatuan
  4. Mengokohkan persaudaraan [internal maupun eksternal]
  5. Mengamalkan kemuliaan akhlaq
  6. Menegaskan prinsip-prinsip agama, dan
  7. Menghidupkan dakwah dalam segala dimensi

Tujuh pilar penyangga [mu’ayyidaat], hendaknya menjadi mata rantai yang sinergi dalam mengemban beragam amanah ummat yang lebih mengedepankan qaidah Sayyidul qaum khaadimuhum; “Pemimpin suatu kaum itu, adalah mereka yang siap menjadi pelayan mereka”. Maka kesenyawaan antara imam yang memimpin dan makmum yang dipimpin, merupakan bentuk orkestra kepatuhan dan ketaatan [as-sam’u wat thaa’at] yang wajib diejawantahkan dalam kehidupan perjuangan, baik dalam keadaan lapang atau pun dalam keadaan sempit [selama ada dalam kebenaran].

Untuk lebih mengikat erat semuanya itu, maka secara paripurna ketujuh diksi tadi dapat sama-sama kita untaikan dalam narasi berikut:

لا غلبة إلا بالقوة … ولا قوة إلا بالإتحاد … ولا إتحاد إلا بالأخوة … ولا أخوة إلا بالفضائل … ولا فضيلة إلا بالدين … ولا دين إلا بالدعوة

“Tidak akan terwujud kemenangan tanpa adanya kekuatan … Tidak akan terwujud kekuatan tanpa adanya persatuan … Tidak akan terwujud persatuan tanpa adanya persaudaraan … Tidak akan terwujud persaudaraan tanpa adanya kemuliaan … Tidak akan terwujud kemuliaan tanpa adanya agama … Dan tidak akan terwujud agama tanpa adanya dakwah”.

Semoga Allah ‘azza wa jalla menganugerahkan souvenir terindah bagi para Muktamirin berupa kemenangan hakiki, yaitu kemenangan da’wah ilallaah yang sangat dirindukan. Yadullaahi ma’al jamaa’ah


✍️ Tulisan ini al-faqir goreskan jelang waktu shubuh [Senin, 26 September 2022] sebagai kado kegembiraan mengiringi kesiapan penghitungan suara pemilihan Ketua Umum Persatuan Islam [PERSIS]

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!