Sungguh pemandangan menarik; elok dan mengharukan ketika masyarakat pesisir Pulau Kangge Desa Marisa Kecamatan Pantar Barat Laut Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur melepas da’i kesayangannya. Ananda Hakim Nurul Iman [24 tahun], alumni PPI 81 Cibatu-Garut (Kafilah Du’aat Persatuan Islam) yang baru selesai menunaikan tugasnya sebagai da’i pengabdian di pulau tersebut akan dipindah tugaskan atau melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi sebagai bekal intelektualnya.
Sebuah kenyataan yang memanjakan dan menghibur hati, betapa kecintaan masyarakat setempat begitu sayang dan terpaut hatinya. “Berlabuh di hati ummat”, itulah kata kunci yang sering dituturkan sang Maestro Dakwah Allaahu yarhamh Dr. Mohammad Natsir dalam hal pentingnya “merebut hati” masyarakat ketika menyambut seruan dakwah. Penduduk pulau yang berjumlah 1.165 orang ini, merasa berat melepaskan sang da’i pujaan.
Maka benarlah apa yang Allah ‘azza wa jalla firmankan: “Siapakah yang lebih baik tutur katanya selain orang yang menyeru ke jalan Allah dan mengerjakan amal shalih, serta mengatakan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (QS. Fushshilat/ 41: 33). Itulah gambaran, betapa “tidak murahnya” nilai seorang da’i. Kehadirannya disambut meriah, keberadaannya penuh berkah, dan kepulangannya dihantarkan dengan air mata yang tumpah ruah. Selaras dengan tutur kata sang Nabi akhir zaman dalam sabdanya yang mulia: “Sungguh seandainya Allah memberi hidayah kepada seseorang melalui perantara lisanmu, maka hal itu [nilainya] lebih baik bagimu, bahkan daripada seekor unta merah sekalipun [sebutan untuk kendaraan mewah di zamannya].” (HR. Al-Bukhari dari shahabat Sahl bin Sa’ad radhiyallaahu ‘anh). βοΈπΈπβͺοΈ (@TenRomlyQ)