Jangan underestimate dengan judulnya, agar tidak gagal paham dalam menyimpulkannya!!! … Ini hanya tentang sebuah penggalan pengalaman perjalanan untuk didulang hikmahnya dan diambil pelajarannya sekaligus.
Betapa sang Nabi panutan melarang keras memberikan nama atau menisbatkan sesuatu dengan panggilan maupun sebutan yang buruk; bahkan bukan sekadar nama orang dengan panggilan yang hina seperti halnya ‘Aashiyah, yang berarti “wanita pelaku maksiat” atau Haazin, yang maknanya “si malang” sebagaimana diceritakan Ibnu Umar dan Ibnul Musayyib radhiyallaahu ‘anhumaa dalam riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim.
Tentu saja, termasuk nama-nama makanan [semisal “bakso setan”, “seblak jahanam”, dan lain-lain], bahkan nama tempat atau fasilitas lainnya [seperti nama kampung atau nama bukit]. Semua itu merupakan panggilan terlarang yang semestinya tidak perlu ada.
“Colt setan”, itulah julukan populer para pengguna jasa kendaraan untuk menyebut sarana transportasi alternatif melalui jalur perbukitan antara Ciawi-Sukabumi. Diberi gelaran demikian bukanlah tanpa alasan, sebabnya selain kendaraan tersebut lajunya sangat kencang, juga kemampuannya yang bisa menembus jalan-jalan sempit dan dapat menghindari kemacetan total yang menghiasi setiap harinya, sekalipun secara fisik memang bodycar-nya nampak apa adanya.
Qaddarallaah hari ini [Sabtu, 28/01/23], Al-Faqir mengemban tugas menyampaikan orasi penyerta Musyawarah berupa “Tabligh ‘Aam” di “kota moci” ini, dengan menaiki bis jurusan Bekasi-Bogor dan dilanjutkan menunggangi colt tersebut hasilnya memang luar biasa; walaupun menggunakan kendaraan umum, ternyata bisa sampai di tempat tujuan jauh lebih awal.
“Oohh pantas cepat, naik mobil Colt itu yaahh?”, ujar salah seorang driver taxi online. Namun demikian, jasanya tidak dapat dipandang sebelah mata, karena telah turut serta mempercepat langkah safar menuju perhelatan tafaqquh fid diin. Sekiranya tidak dijuluki dengan “Colt setan” sudah tentu akan lebih elok didengarnya.
Berarti benar, dalam Islam nama, panggilan, dan julukan mengandung arti penting bagi kehidupan yang membawa pesan do’a dan harapan. Ungkapan populer pujangga Inggris Shakespeare [1564-1616] yang mengatakan “Apalah arti sebuah nama” maka mutlak terbantahkan. ✍️☺️💟 (@TenRomlyQ)
_________✍️ Tulisan ini digoreskan pada Ahad, 29/01/2023 (sore hari) di tengah rusa-rusa yang berlarian di kawasan Taman Wisata Sejarah Istana Bogor Jawa Barat.
Tulisan indah