Kamis, Oktober 10MAU INSTITUTE
Shadow

imamah

MENAFSIR MAKNA DIAM

MENAFSIR MAKNA DIAM

imamah, Uncategorized
MENAFSIR MAKNA DIAM // Sumringah, girang, diam, bahkan pucat sekalipun, memiliki makna tersendiri. Semua itu, merupakan efek psikis yang sulit disembunyikan. Tampilan rona muka dan bahasa tubuh [body language] yang didorong dari kedalaman jiwa memang demikian adanya. Salah satunya "diam" di antara sikap yang sering muncul, ternyata memiliki banyak makna; Diam di kala bahagia menunjukkan keteguhan [artinya berekspresi wajar], diam di kala marah menunjukkan kekuatan menahan, diam di kala bekerja menunjukkan kreativitas yang khas, memilih diam ketika direndahkan menunjukkan keluhurannya, diam ketika diberi nasihat menunjukkan adab mulia, dan memilih diam saat kesedihan melanda menunjukkan kesabarannya untuk meraih anugerah pahala. Karena itu, berhati-hatilah dalam menyikapi diamnya seseorang,...

BERAMAL DI TENGAH KEFANAAN

imamah, Tarbiyah, Uncategorized
BERAMAL DI TENGAH KEFANAAN// Selain maknanya dekat, sementara, kata ad-dunyaa beririsan makna dengan diinun [agama] dan dainun [utang]. Keduanya bermuara kepada kata al-jazaau, maknanya "balasan". Karenanya, kenikmatan dunia bersifat sementara. Ath-Thabari rahimahullaah berkata: Aku pernah mendengar Abu Bakar Asy-Syibli mengatakan: "Jika engkau melihat dunia dengan segala kemewahannya, maka lihatlah tempat pembuangan sampah, seperti itulah dunia. Jika engkau ingin melihat hakikat dirimu, maka ambillah segenggam tanah, karena engkau diciptakan darinya, akan kembali menjadi tanah, dan dibangkitkan pun ketika engkau sedang terkubur tanah. Dan jika engkau ingin melihat keadaan dirimu, maka lihatlah apa yang keluar dari isi perutmu ketika engkau ada di kakus. Siapa saja yang keadaannya seperti ...
ILMAANIYYAH BUKAN MADZHAB KEILMUAN

ILMAANIYYAH BUKAN MADZHAB KEILMUAN

imamah, Uncategorized
'ILMAANIYYAH BUKAN MADZHAB KEILMUAN// Banyak orang menyangka, intelektual yang berani mengkritisi wahyu, tandanya ilmuwan hebat. Apalagi berani membulinya, bisa dipuji dan dipuja sebagai begawan rasional, pangeran kebebasan yang sakti mandraguna. Apa yang terbetik dalam fikirannya seolah cerdik, yang terbuncah dari lisannya seolah tak bisa dibantah, penentangannya terhadap bimbingan Allah 'azza wa jalla dan rasulNya seolah kebenaran. Lempar batu sembunyi tangan, tebar kegaduhan, tuduh orang baik-baik sebagai "mabuk beragama". Itulah 'ilmaaniyyah [sekularisme], faham yang selalu berusaha memisahkan agama dari kehidupan dunia atas nama ilmu. Mereka menghormati semua agama kecuali Islam, menjunjung tinggi semua bahasa kecuali bahasa Arab, menghargai semua pendapat kecuali fatwa, mewajarkan se...
error: Content is protected !!