Sabtu, November 2MAU INSTITUTE
Shadow

MENYOAL PRO-KONTRA ANTARA AGAMA DAN FILSAFAT

MENYOAL PRO-KONTRA ANTARA AGAMA DAN FILSAFAT
Oleh:
H.T. Romly Qomaruddien, MA.

Mengenai keyakinan agama dan hubungannya dengan filsafat, minimalnya ada tiga golongan;

1) Agama adalah filsafat, sebagaimana pandangan sebagian pemikir Barat seperti Dean Inge [1860-1954],
2) Agama berbeda dengan filsafat, sebagaimana dipegang mayoritas ulama yang menegaskan “agama terlahir dari wahyu sedangkan filsafat produk akal manusia”,
3) Agama dan filsafat memiliki hubungan erat, sama-sama menyoal hidup dan matinya seseorang. Menurut William Temple, yang membedakan keduanya adalah “agama menuntut pengetahuan untuk mengabdi/ ibadah, sedangkan filsafat menuntut pengetahuan untuk memaham”. Masih menurutnya, “pokok dari agama bukan pengetahuan tentang Tuhan, akan tetapi perhubungan antara seorang manusia dengan Tuhan”. Demikian David Trueblood memaparkan dalam Philosophy Of Religion.

Nampaknya, para ulama lebih mengokohkan pendiriannya dengan argumen ayat-ayat Ilahi; Sebagai agama wahyu, Islam merupakan agama sempurna, tidak membutuhkan pelengkap yang lain [Qs. Al-Maidah/5:3], Islam tidak membutuhkan pencocokkan dengan paham-paham bathil [Qs. Fushilat/41:42], Islam merupakan aqidah yang bersih dan mampu membedakan petunjuk dan kesesatan [Qs. Al-Baqarah/2:256], juga terhindar dari pencampuran haq dan bathil sebagaimana ahlul kitab [Qs. Ali Imraan/3:71]. Karenanya, Syaikh Umar Sulaiman al-Asyqar dalam Al-‘Aqiedah Fiellaah lebih menegaskan: “laa liqaa’a bainad diin wal falsafah; tidak ada titik temu antara agama dan falsafah”. Adapun Hujjatul Islam Al-Ghazali dengan Tahaafut al-Falasifah; Kerancuan Para Filosuf atau Sa’aduddin Taftazani dengan kitabnya Tahdzibul Manthiqi wal Kalaam; Seleksi Terhadap Logika dan Ahli Kalam hanya sekedar mewaspadakan akan bahaya ilmu filsafat tersebut apabila tak terkendali.

Mengikuti jejak pendahulunya semisal Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dengan kitab-kitab kritik filsafatnya; Ar-Radd ‘alal Manthiqiyyien; Bantahan Terhadap Kaum Logika, Naqdhul Manthiq; Kritikan Terhadap Logika, Fashiehatu Ahlil Imaan fie ar-Radd ‘alaa Manthiqil Yunaan; Ketangkasan Pendukung Keimanan dalam Membantah Logika Yunani dan Dar’u Ta’aarudhil ‘Aqli wan Naqli Auw Muwaafaqatu Shahiehil Manquul Lishariehil Ma’quul; Tidak ada Kontradiksi antara Dalil Akal dengan Dalil Wahyu. Demikian pula dengan Imam An-Nawawi, Ibnu Shalah dan As-Suyuthi ada pada barisan ini.

Kekhawatiran mendalam pun ditunjukkan oleh Prof. Dr. Nashir ‘Abdul Kariem al-‘Aql dalam kitabnya Mabaahits fie ‘Aqiedati Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah yang menolak istilah Ushuuluddien, Ilmul ‘Aqiedah atau Ilmu Tauhied berubah nama menjadi Ilmu Kalam, Filsafat Islam atau Teologi Islam. Hal ini diakui Prof. Dr. Majid Fakhry [Dosen Filsafat Universitas Georgetown] yang menegaskan bahwa sebutan “Filsafat Arab” lebih tepat digunakan ketimbang sebutan “Filsafat Islam”.

Penting untuk direnungkan, sebuah penyesalan yang sangat jujur dan mendalam dari seorang Abu ‘Abdillah Muhammad bin ‘Amr ar-Razi yang melantunkan bait-bait sya’irnya:

“Nihaayatu iqdaamil ‘uquul ‘iqaal; akibat mendahulukan akal ketimbang wahyu adalah kebingungan”

“Wa ghaayatu sa’yil ‘aalamiin dhalaal; dan puncak upaya manusia [filosuf dan ahlul kalam] adalah kesesatan”

“Wa arwaahunaa fie wahsyatin min jusuuminaa; jiwa-jiwa kami terasing dari jasad-jasad kami sendiri”

“Wa haashilu dunyaanaa adzan wa baaluu; dan hasil pencarian kami selama ini di dunia hanyalah bencana dan malapetaka”

“Wa lam nastafid min bahtsinaa ‘umrinaa; kita tidak mendapatkan manpaat sepanjang masa pencarian kita”

“Siwaa ‘an jama’naa fiehi qiela wa qaaluu; hanyalah ucapan qiela wa qaaluu [ucapan tidak bernilai dan tidak bermutu] yang dapat kita kumpulkan”.

Semoga jalan hidayah Allah Jalla Jalaaluh senantiasa mengiringi cara berpikir kita dengan iman dan ilmu yang dianugerahkanNya … Aamiin yaa Rabbal ‘Aalamiin.
_______

Penulis adalah: Anggota Dewan Hisbah PP. Persatuan Islam (Komisi ‘Aqidah), Anggota Fatwa MIUMI Pusat (Perwakilan Jawa Barat), Wakil Sekretaris KDK MUI Pusat, Ketua Bidang Ghazwul Fikri & Harakah Haddaamah Pusat Kajian Dewan Da’wah dan Ketua Prodi KPI STAIPI-UBA Jakarta

Print Friendly, PDF & Email

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!