RAMADHAN YANG MEMERDEKAKAN
Oleh:
Teten Romly Qomaruddien
Di antara keberkahan ramadhan, adalah spiritnya yang tidak lekas sirna dari ingatan dan punah begitu saja dalam catatan sejarah. Ada sederet data yang bisa dilacak dan fakta yang bisa menguatkan, betapa agungnya ramadhan, bulan penuh berkah yang memerdekakan dan membebaskan manusia dari segala bentuk penjajahan.
Lintasan peristiwa sepanjang sejarah ramadhan, tidak sekedar terkait dengan wahyu-wahyu yang turun; baik Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an, bahkan shuhuf Ibrahim pun turun di bulan mulia ini. Demikian pula dengan turunnya kewajiban shalat lima waktu, shaum wajib ramadhan dan zakat fithri, terjadi berdekatan di bulan ini juga. Terlebih berbagai peristiwa heroik yang membuat jiwa ini selalu bergelora.
Adapun beberapa peristiwa yang sangat penting untuk dijadikan soko guru “semangat perjuangan” dan pelajaran berharga adalah sebagai berikut:
Penyerahan Liwaa’ Pertama; Penyerahan bendera pertama dalam Islam oleh Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam kepada shahabat Hamzah bin ‘Abdul Muthalib radhiyallaahu ‘anh pada tanggal 4 Ramadhan tahun ke-1 H. setelah tujuh bulan sampainya Rasulullah di Madinah. Sayyidus Syuhada Hamzah dengan pasukannya bertugas menghadang kafilah Quraisy di bawah pimpinan Abu Jahl.
Peristiwa Ta’aakhi; Dipersaudarakannya antara kaum muhaajirien dengan anshar, hingga menjadi kekuatan yang sempurna. Menurut catatan Ibnu Hisyam, hal ini terjadi pada tanggal 12 Ramadhan tahun ke-1 H. Rasulullah menuturkan: _”Ta’aakhuu fiellaahi akhwaini akhwaini; Saling bersaudaralah kalian di jalan Allah dua orang dua orang”_.
Peristiwa Badar Kubra; Keluarnya Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dari Madinah menuju lembah Badar pada tanggal 3 Ramadhan tahun ke-2 H. Di lembah inilah terjadi perang besar, yang Al-Qur’an menyebutnya dengan yaumal taqal jam’aan, yakni hari di mana bertemunya dua pasukan (antara kaum Muslimin dan musyrikin Quraisy). Kecamuk perang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan dan berakhir sampai ujung bulan mulia ini. Berikutnya, Rasulullah pun kembali ke Madinah.
Peristiwa Persiapan Futuh Makkah; Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wa sallam keluar dari Madinah menuju Makkah pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke- 8 H. secara silent dalam keadaan shaum dengan maksud menaklukkan kota Makkah tanpa pertumpahan darah.
Peristiwa Hancurnya Manat; Pemusnahan berhala-berhala bangsa Arab, sebagaimana dilakukan Sa’d bin Zaid Al-Asyhali atas perintah Rasulullah terhadap patung Manat pada tanggal 24 Ramadhan tahun ke-8 H. yang merupakan simbol-simbol kesyirikan.
Peristiwa Penyerahan Kunci Baitul Maqdis; Sebuah operasi yang dilakukan Khalifah Umar bin Khathab radhiyallaahu ‘anh dalam membebaskan negeri-negeri Syam dan berakhir dengan penyerahan kunci Baitul Maqdis pada tanggal 13 Ramadhan tahun 15 H. Khalifah menegaskan: “Jiwa dan harta penduduk, mulai sekarang dijamin keamanannya”.
Peristiwa Tahkiem; Adanya kesepakatan dua shahabat besar, antara ‘Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallaahu ‘anhumaa pada tanggal 3 Ramadhan tahun 37 H. yang saling berjanji untuk berdamai dan siap berhukum dengan Al-Qur’an setelah pecahnya perang shiffien (terjadi bulan Muharram sebelumnya) yang disebut-sebut sebagai “malapetaka terbesar sepanjang sejarah”. Namun, di saat itu pula Allah ‘azza wa jalla menunjukkan keagunganNya dengan memperlihatkan kemunculan kaum pengkhianat Khawarij yang mengkafirkan kedua shahabat itu. Akhirnya, Khalifah ‘Ali pun memeranginya.
Peristiwa Penaklukkan Andalusia; Dimulai dari permohonan Musa bin Nushair kepada Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik yang mengutus Tharief bin Malik al-Barbary mendarat di Andalusia (1 Ramadhan tahun 91 H.), dilanjutkan oleh Panglima Musa sendiri (5 Ramadhan tahun 92 H.) dan Tharieq bin Ziyad rahimahullaahu ‘anhum telah memulai babak baru berkembangnya Islam di Benua Eropa. Kini kepulauan yang pertama kali disinggahi terabadikan dalam sejarah dengan sebutan “Pulau Tharief” dan pegunungan tempat bersandarnya kapal-kapal Muslimin (Rajab tahun 92 H.) disebut “Giblartar”, artinya pegunungan Thariq (Jabal Tharieq).
Peristiwa Perang ‘Ain Jalut; Pertempuran sengit di mata air ‘Ain Jalut di masa Sulthan Zhahir Beibars dengan panglima Muzhaffar Qutuz pada tanggal 25 Ramadhan tahun 658 H. yang menghadang laju gerak bangsa Tartar Mongolia pimpinan Hulaghu Khan (cucu Jenghis Khan) dalam menghancurkan negeri-negeri Muslim di bawah panglima Katbaghanuin (disebut pula Qitubuqa). Demikian pula tahun 702 H., Sulthan Nashir bin Qalawun mendapatkan kemenangannya dalam menghalau ekspansi bangsa Mongolia yang masuk kota Halab (Aleppo, Damascus Syria). Tidak ketinggalan, sosok ulama sekelas Syaikhul Islam pun dikeluarkan dulu dari penjaranya untuk mengobarkan “semangat jihad” dan “bela negara” yang tengah mendapatkan serangan musuh.
Masih banyak peristiwa-peristiwa lainnya sepanjang sejarah, tidak terkecuali kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno-Mohammad Hatta di hari jum’at jam 10.00 WIB. bertepatan dengan tanggal 9 Ramadhan 1364 H.
Ramadhan dengan segala kemuliannya, semoga tetap memancarkan sinar kuatnya dan memantikkan baranya dalam menghidupkan kembali jiwa-jiwa yang lemah menjadi kokoh. Jiwa yang merdeka, adalah jiwa yang terbebas dari segala bentuk ketertekanan dan penyanderaan sesama manusia. Tidaklah sebuah misi dijalankan, melainkan untuk membebaskan ummat manusia dari penyembahan sesama makhluq menuju penyembahan Khaaliq semata.
__________________
Penulis adalah: Anggota Dewan Hisbah PP. Persatuan Islam (Komisi ‘Aqiedah), Anggota Fatwa MIUMI Pusat (Perwakilan Jawa Barat), Wakil Sekretaris KDK MUI Pusat, Ketua Bidang Ghazwul Fikri & Harakah Haddaamah Pusat Kajian Dewan Da’wah dan Ketua Prodi KPI STAI Persatuan Islam Jakarta.
Inspiratif
Subhaanallah ustadz…penjabaran antum tentang gairah yang begitu mendalam, menyebabkan ummat semakin mencintai Ramadhan
subhaanallah ustadz..pemahaman antum tentang shirah yang begitu mendalam menyebabkan ummat semakin cinta Ramadhan
subhaanallah ustadz..maksudnya pemahaman antum tentang shirah yang dalam