KEKACAUAN DI BALIK KICAUAN// Di antara petaka agama, adalah kekacauan berfikir. Al-Qur’an mengingatkan, hadits Nabi pun mewanti-wantikan. Munculnya kicauan-kicauan pemuja akal dan hawa nafsu [Perh. QS.25:43], juga kerusakan agama dikarenakan pemikiran ekstrim, skenario batil, atau pun interpretasi tanpa piranti ilmu [HR. Al-Baihaqi dari shahabat Ibrahim bin ‘Abdurrahman al-‘Udzri]. Kini menjelma menjadi euforia yang mengkhawatirkan. Kemunculan berbagai varian Islam telah mengubah paksa pengkotak-kotakkan muslim itu sendiri; fundamentalis, tradisionalis, modernis, dan sekularis minimalnya. Selain itu, liarnya beragam penafsiran terhadap terminologi qur’ani semisal rahmatan lil ‘aalamiin dan wasathiyah yang dimaknai secara kebablasan. Dengan mengembalikan kepada wahyu, akal yang selamat, dan ketetapan fithrah, diharapkan mampu membendung segala bentuk sihir kata-kata yang menipu [zukhrufal qauwli ghuruuran] yang dilakukan musuh-musuh dakwah sejak zaman para Nabi terdahulu [Perh. QS.6:112].✒️☪️ (@TRQ)