MENJADI YANG TERBAIK TANPA MERASA PALING BAIK // Di antara analogi paling berbahaya, suka membandingkan sesuatu dengan yang lain atas dasar kesombongan. Inilah yang melatar belakangi Imam As-Syafi’i rahimahullaah berani menegaskan dalam tutur katanya: Awwalu man qaasa ibliisu; “Yang pertama kali membuat analogi adalah iblis”. Demikian pula dua ulama terkemuka, yakni Imam Ibnul Jauzy rahimahullaah dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullaah melakukan analisis tajam terhadap persoalan ini. Yang pertama memunculkan narasi agar kita selamat dari “belitan iblis” [talbiisu ibliis], sementara yang kedua mengajak untuk menyelamatkan hati dari tipu daya setan [ighaatsatul lahfaan min mashaaidis syaithaan]. Ketika “keangkuhan” bersemayam dalam jiwa, maka ia akan menganggap semua di luar dirinya tak berharga sama sekali di depan matanya. Sikap seperti inilah yang dimiliki iblis di mana dirinya merasa lebih unggul dari yang lain, karena merasa dicipta dari api dan Adam ‘alaihis salaam dari tanah. Bagaimana agar kita bisa selamat dari jeratan berbahaya seperti ini? Jawabannya adalah tergantung sejauhmana kita mampu merawat jiwa dengan merendahkan hati di hadapan manusia, terlepas dari kedudukan dan pangkat kehormatan duniawinya. Sama-sama kita saling mengingatkan: “Di saat iblis gagal membuat kita menjadi jahat, maka iblis akan membuat kita merasa lebih baik dari orang lain”. Semoga!!! π«πΈπβοΈ (@TenRomlyQ)