Senin, September 9MAU INSTITUTE
Shadow

Diraasatul Adyaan wal Firaq

BERATNYA MENJADI KHALAF DI TENGAH GELOMBANG ZAMAN PENUH KHILAF DAN INHIRAAFAAT

BERATNYA MENJADI KHALAF DI TENGAH GELOMBANG ZAMAN PENUH KHILAF DAN INHIRAAFAAT

Aqidah, Da'wah, Diraasatul Adyaan wal Firaq, Uncategorized
Oleh: Teten Romly Qomaruddien Untuk menyebut generasi terbaik masa lampau yang disandarkan pada tiga zaman kemuliaan [masa shahabat, taabi'in, dan taabi'ut taabi'in], para ulama menyebutnya dengan istilah as-salafus shaalih atau panggilan ringkasnya salaf. Sedangkan generasi belakangan yang mewarisi kebaikan masa lalu, mereka disebut khalaf. Landasan teologis yang menunjukkan adanya istilah salaf ini adalah peryataan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sendiri yang menyebutkan bahwa mereka merupakan "sebaik-baiknya manusia" [khairun naas], "sebaik-baiknya zaman" atau "sebaik-baiknya abad" [khairul quruun]. Sedangkan landasan teologis adanya sebutan generasi khalaf, adalah pernyataan Rasulullaah terkait akan datangnya "generasi belakangan yang adil" [khalafun 'uduulun] yan...
TIDAK MUDAHNYA IKHTIAR MENJADI GOLONGAN YANG SELAMAT

TIDAK MUDAHNYA IKHTIAR MENJADI GOLONGAN YANG SELAMAT

Aqidah, Diraasatul Adyaan wal Firaq, Manhaj, Uncategorized
Oleh : Teten Romly Qomaruddien Kata "golongan" dalam al-Qur'an dan as-Sunnah, terkadang menggunakan kata jamaa'ah untuk menyebut kumpulan orang-orang yang bersesuaian dengan kebenaran [al-haq], dan kata firqah untuk menyebut kumpulan orang-orang yang menyelisihi kebenaran [mukhaaliful haq]. Demikian shahabat 'Abdullah bin Mas'ud dan 'Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu 'anhumaa menuturkan. Selain itu terkadang menggunakan kata thaaifah, untuk menyebut kumpulan dengan sifat atau karakteristik tertentu. Di antara kalimat populer yang bisa ditemukan adalah: kumpulan orang-orang yang mendalami pemahaman agama [thaaifah mutafaqqihiina fid diin] dan orang-orang yang mendapatkan pertolongan Allah 'azza wa jalla karena pembelaan terhadap agama dan ketaatan pelakunya [thaaifah manshuurah]. ...
MADRASAH DAKWAH BINAA-AN DAN DIFAA’AN; KIAT JITU LAWAN ISLAMOPHOBIA

MADRASAH DAKWAH BINAA-AN DAN DIFAA’AN; KIAT JITU LAWAN ISLAMOPHOBIA

AKHBAR NEWS!, Diraasatul Adyaan wal Firaq, Kebangsaan, Uncategorized
MADRASAH DAKWAH BINAA-AN DAN DIFAA'AN; KIAT JITU LAWAN ISLAMOPHOBIAOleh:Teten Romly Qomaruddien Memupuk rasa takut yang berlebih, hingga melahirkan stigma kebencian dan pandangan ekstrim terhadap Islam, serta ajarannya merupakan kesalahan besar dalam menilai Islam. Ketika Islamophobia dikobarkan di beberapa negara Barat dan banyak memangsa korban yang tidak sedikit, justeru masyarakat dalam ketidak tahuan mereka terhadap agama ini. Dengan lantang dan memukau, Imran Khan delegasi Pakistan menyampaikan pidatonya atas nama OKI di sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa [PBB]. Tak segan-segan, dirinya mengajak seluruh peserta sidang lainnya untuk bisa memahamkan masyarakat dunia memahami ajaran Islam yang sebenarnya. Dan itu adalah tugas kita semua, ujarnya. Menyinggung soal pelecehan...
“TAK KENAL MAKA TA’ARUF” (Mengenal Thuruq Al-Istinbaath Dewan Hisbah Persatuan Islam)

“TAK KENAL MAKA TA’ARUF” (Mengenal Thuruq Al-Istinbaath Dewan Hisbah Persatuan Islam)

Diraasatul Adyaan wal Firaq, Tsaqofah, Uncategorized
"TAK KENAL MAKA TA'ARUF" (Mengenal Thuruq Al-Istinbaath Dewan Hisbah Persatuan Islam) Bersama: Teten Romly Qomaruddien 1. Sebagai lembaga ilmiah yang berfungsi merumuskan pelbagai hukum Islam di lingkungan Persatuan Islam (PERSIS), Dewan Hisbah (yang semula sejarah awalnya Majelis Ulama Persatuan Islam; zaman Tuan Ahmad Hassan, Al-Ustadz Abdul Qadir Hassan, KH. Munawwar Chalil, Al-Ustadz Abdul Hamid Hakim, Tengku Hasbi As-Shiddiqi, KH. Mohammad Isa Anshary dan sejumlah tokoh lainnya) dalam menjalankan tugasnya, berpegang pada qaidah ilmiah sebagaimana dilakukan para fuqaha dari kalangan ulama Salaf. Maka tidak dapat dibenarkan, apabila ada anggapan pandangan-pandangannya bertolak belakang dengan qaidah ilmiah mereka. 2. Dalam merumuskan berbagai masalah hukum, Dewan Hisbah memand...
FENOMENA MARAKNYA ALIRAN DAN GERAKAN SEMPALAN ISLAM KONTEMPORER (Telaah Pengantar Madrasah Ghazwul Fikri)

FENOMENA MARAKNYA ALIRAN DAN GERAKAN SEMPALAN ISLAM KONTEMPORER (Telaah Pengantar Madrasah Ghazwul Fikri)

Diraasatul Adyaan wal Firaq
FENOMENA MARAKNYA ALIRAN DAN GERAKAN SEMPALAN ISLAM KONTEMPORER (Telaah Pengantar Madrasah Ghazwul Fikri) Oleh: Teten Romly Qomaruddien Selayang Pandang Keagamaan dan Ideologi Indonesia merupakan suatu negara yang sangat luas dengan ukuran sebesar 1.904.569 km2. Jumlah penduduknya terdiri dari +270 juta yang bertebaran di seluruh wilayah tanah air dengan +17.508 pulau dan +1.128 etnis/ suku yang menggunakan +750 bahasa daerah. Adapun dinamika keagamaan di dalamnya terdiri dari penduduk Muslim 87,21%, Kristen 6,96%, Katolik 2,91%, Hindu 1,69%, Budha 0,72% dan Konghuchu 0,05%. Selain itu ada ratusan keyakinan dan kepercayaan lokal yang berkembang hampir di seluruh pelosok. Seiring dengan terjadinya euforia kebebasan dan demokratisasi, pasca reformasi 1998 bermunculanlah aliran dan ge...
MENGENAL SEJARAH DAN AJARAN FAHAM BAHAIYYAH

MENGENAL SEJARAH DAN AJARAN FAHAM BAHAIYYAH

Diraasatul Adyaan wal Firaq
MENGENAL SEJARAH DAN AJARAN FAHAM BAHAIYYAH Oleh: Teten Romly Qomaruddien Dalam melakukan kajian apa pun, mengedepankan landasan teologis dan ideologis merupakan pendekatan yang harus dijadikan pijakan. Terlebih dalam mengkaji dan meneliti sebuah ajaran atau gerakan pemikiran. Di antara ayat Al-Qur'an yang sering dijadikan pijakan adalah: “Dan Sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertaqwa.”(QS. Al-An’âm/ 06: 153) Al-Hâfizh Imam Ibnu Katsir menukilkan riwayat Imam Ahmad dari Ibnu Mas’ud radhiyallâhu 'anh yang menceritakan bahwa Rasûlullâh shalallâhu 'alaihi wa sallam membuat garis lurus dengan tangannya, seraya berkata: “Had...
REVOLUSI SYI’AH; DARI IMÂMAH HINGGA WILÂYATUL FAQÎH

REVOLUSI SYI’AH; DARI IMÂMAH HINGGA WILÂYATUL FAQÎH

Diraasatul Adyaan wal Firaq, Uncategorized
REVOLUSI SYI’AH; DARI IMÂMAH HINGGA WILÂYATUL FAQÎH Oleh: Teten Romly Qomaruddien Definisi Imâmah Menurut bahasa, imâmah berasal dari kata Arab amma, yang menurut Ibnu Manzhur artinya sesuatu yang berada di depan atau ketua. (Lihat: Ibnu Manzhûr, Lisânul ‘Arab, 1990: hlm. 12 dan 26) Sedangkan menurut istilah, adalah "Kepemimpinan dalam mengurus ummat (baik urusan agama atau pun urusan dunia sekaligus)." (Lihat: Al-Jarjâni, At-Ta’rîfât, tp. tahun: hlm. 35) Imâmah Menurut Ahlus Sunnah dan Syi'ah Dalam pandangan Ahlus sunnah, di antaranya adalah: "Imâmah merupakan pimpinan tertinggi dalam sebuah negara sebagai khilafah keNabian untuk mengawal agama dan siasat keduniaan (hirâsatud dîn wa siyâsatud dunyâ)." (Lihat: Al-Mawardi, Al-Ahkâm as-Sulthâniyyah, tp. tahun: hlm. 5). Se...
“TIKUNGAN TAJAM” LOGIKA AHMADIYAH (Menjawab Resah  Membantah Gundah)

“TIKUNGAN TAJAM” LOGIKA AHMADIYAH (Menjawab Resah Membantah Gundah)

Diraasatul Adyaan wal Firaq, Uncategorized
"TIKUNGAN TAJAM" LOGIKA AHMADIYAH (Menjawab Resah Membantah Gundah) Oleh: H.T. Romly Qomaruddien, MA. Membersamai Ayahanda H.M. Amin Djamaluddin (Peneliti LPPI dan Kader senior Dr. Mohammad Natsir tentang Alira-aliran), di antaranya menyoal "pokok-pokok ajaran Ahmadiyah" yang tertulis dalam beberapa buku-bukunya. Di antara petikan-petikan yang ditemukannya, Madrasah Ghazwul Fikri memberikan ulasan tanggapan sebagai berikut: 1) Dalam Edaran No. 20, Fathun 1355/ Desember 1976 disebutkan: "Kita mengetahui bahwa jemaat Ahmadiyah adalah jemaat yang didirikan oleh Allah sendiri dengan perantara Hazrat Mirza Ghulam Ahmad a.s.". Tanggapannya: Allah subhaanahu wa ta'aala tidak menurunkan para Nabi dan Rasul, melainkan membawakan misi dan seruan "ani'buduullaaha wajtanibuut thaaguuta"...
KONSENSUS ULAMA-UMMAT TENTANG PEDOMAN IDENTIFIKASI ALIRAN-ALIRAN DESTRUKTIF

KONSENSUS ULAMA-UMMAT TENTANG PEDOMAN IDENTIFIKASI ALIRAN-ALIRAN DESTRUKTIF

Diraasatul Adyaan wal Firaq
KONSENSUS ULAMA-UMMAT TENTANG PEDOMAN IDENTIFIKASI ALIRAN-ALIRAN DESTRUKTIF Oleh: H.T. Romly Qomaruddien, MA. Ada banyak aspek permasalahan [qadhaayaa], yang satu sama lain saling berkaitan dalam merubah tatanan ummat, di antaranya: 1) Aspek sosial-budhaya; salah satunya adalah maraknya kembali sekularisme, materialisme dan nativisme. 2) Aspek pendidikan; masih adanya pandangan dikotomik terhadap ilmu, antara ilmu dunia dan ilmu agama. 3) Aspek dakwah dan informasi; terjadinya rekayasa sosial, penggiringan opini dan perang media. 4) Aspek kejama'ahan dan ukhuwwah; belum optimalnya fungsi organisasi-organisasi Islam [jam'iyyah] sebagai kekuatan jama'ah yang mampu merakit, merekat dan meroketkan ummat. 5) Aspek politik; adanya penurunan kwalitas peranan politik Islam [as-siyaas...
MENCINTAI NABI SHALALLAAHU ‘ALAIHI WASALLAM DAN AHLUL BAITNYA TIDAK HARUS MENJADI SYI’AH

MENCINTAI NABI SHALALLAAHU ‘ALAIHI WASALLAM DAN AHLUL BAITNYA TIDAK HARUS MENJADI SYI’AH

Aqidah, Diraasatul Adyaan wal Firaq
MENCINTAI NABI SHALALLAAHU 'ALAIHI WASALLAM DAN AHLUL BAITNYA TIDAK HARUS MENJADI SYI'AH Oleh: H.T. Romly Qomaruddien, MA. Belakangan ini, muncul anggapan kalau ingin sempurna mencintai Nabi dan keluarganya (ahlul bait) harus seperti cintanya orang syi'ah terhadap mereka. Buktinya, hanya kaum syi'ahlah yang benar-benar perhatian dan menunjukkan gelora rasa cinta dan rindunya. Berdirinya komunitas ahlul bait atau dalam bentuk ikatan jamaah ahlul bait, itulah wujud nyatanya. Tentu anggapan itu, tidak dapat dibenarkan dan mengandung kekeliruan. Mengapa demikian? Hal ini dapat diperhatikan dari beberapa persoalan berikut ini: 1. Kedustaan belaka, andaikan mereka dikatakan senagai kaum yang sangat mencintai Nabi dan keluarganya. Bagaimana mereka dikatakan cinta, apabila mereka send...
error: Content is protected !!