MUI DAN TANGGUNG JAWAB KEBANGSAAN
Notulen:
H.T. Romly Qomaruddien, MA.
Senang rasanya dapat menyaksikan kekompakkan semua elemen ummat Islam dari berbagai ormas dan gerakan dakwah dapat hadir dalam menyokong komitmen kebangsaan MUI dan responsif atas keprihatinan terhadap berbagai masalah keummatan dan kebangsaan.
Dalam bingkai dasar negara Pancasila dan NKRI, tanggung jawab terhadap agama (mas’uuliyah dieniyyah) dan tanggung jawab kebangsaan (mas’uuliyah wathaniyyah) sudah terpenuhi di dalamnya sebagai pengejawantahan hiraasatud dien wa siyaasatud dunyaa, artinya bagaimana nilai-nilai agama dapat dipelihara dan urusan-urusan dunia dapat diatur dengan baik.
Demikian pula dengan bingkai Bhineka Tunggal Ika, bahwa kemajemukan yang baik adalah kemajemukan yang berjalan di atas kesepakatan yang saling menghormati (mu’aahadah, muwatsaqah), bukan kebinekaan yang berjalan dalam bayang-bayang permusuhan yang saling memerangi dan mencurigai (muqaatalah, muhaarabah).
Semoga keberadaan para ulama benar-benar menjadi pewaris para Nabi (waratsatul anbiyaa). Hujjatul Islaam Al-Ghazali pernah menuturkan, “al-ulamaa milhul bilaad; ulama itu garamnya negara”. Sementara Syaikhul Islaam Ibnu Taimiyah menegaskan, ulil amri itu adalah terdiri dari umara dan ulama, yakni para pimpinan negeri dan ahli agama. Apabila keduanya kuat, maka kokohlah sebuah bangsa.
Semoga Rabbul ‘Aalamien mengokohkan negeri ini, menegarkan ulamanya, meneguhkan pula umaranya dan menshalihkan rakyatnya. Aamiin yaa Rabbal ‘Aalamien …
(#TRQ, Aula MUI Pusat, 31/01/17 🌙🕋🕌📚🇲🇨)
[…] MUI dan Tanggung Jawab Kebangsaan […]