AL-MULTAQA AD-DUWALI AL-ILMI AL-KHAAMIS (FORUM ILMIAH INTERNASIONAL ULAMA DAN DU’AT ASIA TENGGARA, AFRIKA DAN EROPA KE- 5)
Sesuai jadwal yang ditetapkan, forum internasional yang melibatkan tidak kurang 500an ulama dan para da’i dari berbagai ormas, perguruan tinggi dan pesantren menyemarakkan ruang utama Grand Cempaka Jl. Cempaka Putih Jakarta. Atas kerja sama Pemerintah Kota DKI Jakarta dan Yayasan Manaratul Islam yang dipimpin Syaikh Khalid Al-Hamudy, Ikatan Da’i dan Ulama Asia Tenggara dapat menyelenggarakan pertemuannya yang kelima. Adapun tema yang diusung, mengutip Surat Al-Qur’an ayat 103 “wa’tashimuu … “.
Untuk lebih menimba manpaat dan berkahnya acara ini, kami haturkan suguhan hari ini sebagai berikut:
A. Qabla haflah iftitah, para peserta yang sudah mulai berdatangan dari berbagai utusan dan pelosok tanah air mendapatkan jamuan rohani berupa kuliah shubuh dari Syaikh Muhammad ‘Aly Syinqithy (Ulama muda Saudi Arabia) dan Syaikh Prof. Dr. Thaha ‘Abidin (Ulama senior Ummul Qura asal Sudan). Keduanya memaparkan “Keagungan dan keberkahan Surat Al-Fatihah” yang dikaitkan dengan wajibnya memelihara persatuan dan kesatuan ummat.
B. Haflah iftitaah, berupa sambutan-sambutan; Atas nama Ikatan Ulama dan Du’at dan Yayasan Manaaratul Islam disampaikan Syaikh Al-Hamudy, KH. Dr. Ma’ruf Amien (Ketua Umum MUI), Bapak Anies Basweddan, Ph.D. (Gubernur DKI Jakarta) dan dibuka oleh Wakil Presiden RI Bapak H.M. Yusuf Kalla. Sedangkan doa penutup pembukaan disampaikan oleh Bapak H.M. Saeful Mujab (Kepala Kandepag DKI Jakarta).
Dalam sambutannya, Kyai Ma’ruf mengharapkan: “Dengan multaqa ini, semoga koordinasi dakwah yang hakiki benar-benar terjadi sesama negara Asia Tenggara, Afrika dan Eropa”, pintanya.
Sementara pak Anies menyampaikan hal-hal menarik terkait “ta’aruf” Indonesia kepada para tamu. Menurutnya, “Yang paling unik dari Indonesia, bukan karena luasnya bentangan Nusantara dan beragamnya saja, melainkan persatuan dalam keragamannya”, imbuhnya bangga dan disambut gegap gempita hadirin disertai senyum manis ibunda beliau yang turut hadir dalam acara ini. Sambil melirik pak Yusuf Kalla, pak Anies pun menyapanya dengan melontarkan pujian penghormatan. “Kehadiran pak Kalla sungguh tepat, bukan sekedar karena beliau seorang wapres, melainkan “bapak perdamaian” yang telah teruji dalam menyelesaikan berbagai konflik di tanah air”, sanjungnya. Tidak lupa, pak Anies pun memberikan penghormatannya kepada Syaikh Al-Hamudy yang duduk di korsi roda. “Kita semua melihat, bahwa Syaikh Hamudy senantiasa duduk di korsi roda, namun jangkauan perhatiannya melebihi orang yang tidak duduk di korsi roda. Beliau sudah menjangkau pedalaman Nusantara dan Afrika”, jelasnya.
Sedangkan sambutan akhir dan sekaligus pembukaan, pak Wapres Yusuf Kalla mengingatkan. “Indonesia yang mayoritas Islam telah memperlihatkan kedamaiannya, buktinya Hindu di Bali bisa damai di dalamnya. Seperti halnya mayoritas Hindu di India, Taj Mahal ada di dalamnya”. Beliau mengajak para ulama dan para da’i untuk sama-sama memelihara kedamaian negeri ini, sambil mencontohkan Syria (yang menurutnya) tidak mudah bagi mereka untuk mengembalikan kedamaian di negerinya seperti sekarang ini. Perlu waktu 40 tahun, ungkapnya.
Setelah rehat sejenak, acara pun dilanjutkan pada paparan para nara sumber yang sudah ditunjuk; Tampil pemateri pertama Habib Luthfi bin Yahya, dilanjutkan.oleh Prof. Dr. KH. Didin Hafifuddin dan Fadhilatus Syaikh Prof. Dr. Thaha ‘Abidin. (TenRomlyQ, Grand Cempaka Jakarta, 03/ 07/ 18)
Subhaanallah melihat kesungguhan para ulama muslim dalam memikirkan da’wah Islam masa depan.Silahkan jika para ulama menjadikan tulisan Fauzan Suhada di Harian Republika sebagai bahan rujukan.Di situ saya jabarkan strategi mewujudkan perdamaian dunia. Dan tak kalah pentingnya untuk merebut kembali masjidil Aqsha dari Yahudi Israel, saya juga telah menulis strateginya di Harian Republika.Silahkan