PENDEKAR DAKWAH ITU DIPANGGIL SAAT UMMAT BANYAK YANG MEMANGGIL // Kembali dunia dakwah dibuat pilu, harus rela kehilangan putera terbaiknya; Beliau bapaknya para da’i [abud du’aat], tumpuan curhat para kader [abul ghawaadir], teman yang membersamai rekan-rekan muda [abus syabaab]. Bahkan lebih dari sekedar itu, tak segan bagi dirinya bercanda, berkelakar, tanpa kehilangan substansi walau sering diulang. Beliau bilang: “Anggap saja radio yang diputar ulang!!”, ujarnya setiap kali menutup obrolan pewarisan nilai penuh riang dan semangat [baik di kediamannya atau sedang dalam forum umum]. Di tengah-tengah ujian sakit yang Allah ‘azza wa jalla anugerahkan, rupanya Dzat Rahmaan dan Rahiim ingin lebih menyempurnakan untuk mengantarkan sampai waktu “penjemputannya” di hari yang penuh barakah ini [Jum’at, 17 Rajab 1444 H./ 18 Februari 2022 M.]. “Ketika seorang da’i berhenti belajar, maka sesungguhnya ia telah berhenti menjadi seorang da’i”. Ustaadz, Allah lebih menyayangimu!!! … ✍️😭💟 (@TenRomlyQ)
Innalilahi wa innailaihi roji’un
Allohummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu ….