“PENGLAMAAN” YANG TERUKUR DAN DIPERSIAPKAN (Tinta Emas Sejarah Para Penakluk)
Oleh:
H.T. Romly Qomaruddien, MA.
Lahirnya generasi pemimpin, bukanlah sebuah kelahiran yang tiba-tiba. Kemunculannya merupakan rentetan sanad perjalanan dari zaman yang satu ke zaman lainnya. Dalam perjalanannya ada
ruuhul jihad yang satu sama lain bertemu dan senyawa mengkristal menjadi satu kekuatan yang saling berkesinambungan.
Ada pengalaman sejarah yang mengajarkan, betapa “penglamaan” waktu tanpa terasa mengajak kita untuk berbuat sesuatu yang terukur dan benar-benar dipersiapkan, yaitu kaderisasi pemimpin masa depan yang tidak boleh terputus.
Ada langkah yang mesti dikayuh, ada tujuan yang mesti ditempuh. Walau terhalang zaman terhijab saat, ruh baik bertemu kembali dengan ruh baik yang saling mengikat. Mungkin inikah yang dimaksud dengan apa yang sering kali kita dengar, bahwa Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bertutur: al-arwaah junuudun mujannadah famaa ta’aarafa minhaa i’talafa wa maa tanaakara minhaa ikhtalafa. Artinya: “Ruh-ruh itu bagaikan prajurit perang yang berbaris rapih; tidaklah mereka satu sama lain saling bertemu melainkan saling tertambat, dan tidaklah ruh mereka saling bertolak melainkan saling berpisah” (HR. Al-Bukhari dari shahabat Ummul Mu’minin ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anhaa).
Demikian halnya dengan kaderisasi pemimpin yang diharapkan berjalin berkelindan dari zaman ke zaman, saling mewasiatkan dan saling mewariskan nilai satu sama lainnya.
Suasana kejiwaan saat ini, ketika penjajahan dan perampasan hak kembali dipertontonkan di bumi Muslim mana saja. Sudah tentu, munculnya sosok panutan semisal Sulthan Shalahuddin Al-Ayyubi yang membebaskan Baitul Maqdis dan Sulthan Muhammad Al-Faatih yang menaklukkan Konstantinopel, menjadi kenangan yang diimpikan kembali menjadi harapan nyata.
Dalam prakteknya, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Keberhasilan mereka tidak lepas dari perjuangan “penglamaan” yang membutuhkan kesabaran berbalut ketawakkalan dan ikhtiar. Ini pun terjadi pada dua sosok yang sedang kita jadikan pelajaran.
Lahirnya generasi Saladin; Ditandai dengan adanya reformasi moral yang mampu mengakhiri kekeringan spiritual, menghidupkan ilmu dan kesiagaan dalam penyusunan kekuatan. Kelahirannya tidak serta merta ada, melainkan kelanjutan estafeta generasi sebelumnya. Jerussalem berhasil dibebaskan Saladin (sebutan Sulthan Shalahuddin Al-Ayyubi) tahun 1187 M. merupakan perjuangan panjang sebelumnya yang sudah dipersiapkan sejak Sulthan Nuuruddin Zengki (w. 1146 M.) dan ayahandanya Sulthan ‘Imaaduddin Zengki.
Lahirnya generasi Al-Faatih; Ditandai dengan bagaimana fungsi ulama “Rabbani” mengawal setiap kader yang siap menjadi bintang masa depan. Dorongan orang tua yang shalih seperti halnya Sulthan Murad II dan dukungan serta kawalan guru yang mumpuni seperti halnya Syaikh Aaq Syamsuddin yang mampu melahirkan sosok Sulthan Muhammad II menjadi sang penakluk Konstantinopel (29 Mei 1453 M.) dari cengkeraman Romawi Timur Byzantium. Begitu berpengaruhnya ajaran sang guru hingga menjadi cita-cita. Apakah ini yang dimaksud dalam tutur Nabi terkait qasthantiiniyyah?
<<لَتُـفْتَحَنَّ الْقُسْطَنْطِينِيَّةُ فَـلَنِعْمَ الْأَمِيرُ أَمِيرُهَا، وَ لَنِعْمَ الْجَيْشُ ذَلِكَ الْجَيْشُ>>
“Konstantinopel akan ditaklukkan. Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin yang memimpin penaklukkannya dan sebaik-baik tentara adalah tentara yang menaklukkannya.” (HR. Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim).
Kini Baitul Maqdis kembali dicengkeram tangan-tangan kotor durjana, Namun di hari-hari ini pula, kita diingatkan bahwa kaum Muslimin mampu menaklukkan Imperium besar Romawi. Semoga kita mendapatkan pelajaran berharga, betapa “penglamaan” yang terukur dan dipersiapkan akan melahirkan pengalaman yang sesungguhnya. Wallaahul musta’aan
___________________
✍ Penulis adalah: Peminat dan pegiat Kajian Tsaqaafah dan Hadhaarah Islaamiyah Madrasah Ghazwul Fikri
Saatnya ummat Islam bangkit.Ini dimulai dengan menegakkan ajaran Islam seutuhnya. Tinggalkan praktek riba yang banyak dilakukan oleh orang Yahudi.Upayakan untuk menegakkan akhlaqul karimah.
Saatnya ummat Islam bangkit.Ini dimulai dengan menegakkan ajaran Islam seutuhnya. Tinggalkan praktek riba yang banyak dilakukan oleh orang Yahudi.
Inspirasi