Oleh:
H.T. Romly Qomaruddien, MA.
Butiran hikmah dan permata mauizhah Pak Natsir (Dr. Mohammad Natsir Allaahu yarhamh), kini terbukti di bumi pertiwi. Tak cukup sampai di sini, jalan membentang panjang masih menanti. Bapak ummat ini berpesan, memberi pelajaran tentang hal-hal penting bagi generasi kini, menurutnya:
1) Jadikan iman sbg dasar persatuan
2) Persatuan itu adalah soal hati
3) Timbulnya tafarruq bukanlah karena besarnya jumlah organisasi
4) Beda pendapat itu mutu berfikir dan mutu kecerdasan selama ada dalam bingkai kejujuran
5) Persatuan yang dipaksakan, karena tidak memahami sumber-sumber tafarruq tidak akan kekal
6) Kalau belum mampu mengusahakan persatuan ummat yang menyeluruh, jadilah organisasi ummat yang diridhai Alloh Jalla Jalaaluh
7) Menurutnya (konteks tanah air), “persatuan ummat Islam Indonesia sebuah keniscayaan”
Selamat merenungkan (tadabbur) kata demi kata washiyat emas ini, diringi dengan senantiasa mengingat (tadzakkur) akan Dzat yang Maha Kuasa dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan, yakni Rabbul ‘Aalamien. Allaahummaj’alnaa jamaa’atan marhuuman wa laa taj’alnaa tafarruqan madzmuuman
______
Penulis adalah: Anggota Dewan Hisbah PP. Persatuan Islam (Komisi ‘Aqidah), Anggota Fatwa MIUMI Pusat (Perwakilan Jawa Barat), Wakil Sekretaris KDK MUI Pusat, Ketua Bidang Ghazwul Fikri & Harakah Haddaamah Pusat Kajian Dewan Da’wah dan Ketua Prodi KPI STAIPI-UBA Jakarta