Minggu, Maret 23MAU INSTITUTE
Shadow

PENGAJIAN KASTURI MEMASUKI PEKAN KETIGA

PENGAJIAN KASTURI MEMASUKI PEKAN KETIGA
Oleh:
Teten Romly Qomaruddien


Tidak ada rotan, cari rotan yang lain … Itulah pepatah gubahan dari “Tiada rotan akar pun jadi”. Semangat itulah yang membuat beberapa aktivis ibu-ibu menggabungkan diri dalam momentum yang mereka sebut “Kajian Santai untuk Persistri” se-Jabodetabek dan Jawa Barat untuk menjalani hari-hari mereka selama Al-Baqâ fil Bait Khairun atau yang dikenal dengan Stay at Home, alias di rumah saja.

“Wabah wajib dicegah, ilmu wajib bertambah … Hidup harus berkah, walau di tengah mushibah … Sekalipun kita lelah, namun tetap harus lillah … Jangan mengeluh apalagi mengalah, agar semua kita dapat mardhatillah …”

Momentum berdurasi satu setengah jam ini mengambil waktu sore hari, tepatnya bakda ashar hingga jelang maghrib tiba. Berjalan cukup antusias, diikuti kaum ibu yang terdiri dari ibu-ibu pengajian binaan yang meliputi Jabodetabek dan Jawa Barat. Bukan hanya diikuti kaum ibu pengajian di Jakarta, namun diikuti pula aktivis pengajian dari Bekasi, Karawang, Bogor, Tangerang, Bandung dan Garut.

Hampir setiap sore pertanyaan jamaah muncul dengan keragamannya; mulai dari persoalan ‘Aqidah/ Tauhid, Fiqih, Sirah, Manhaj, hingga Wawasan Keummatan dan Kebangsaan pun kerapkali ditanyakan. Tidak kurang dari 10 hingga 12 pertanyaan yang turut serta memeriahkan bahasan setiap sorenya.

Untuk tertibnya kegiatan, agenda yang dipimpin Ibu Ustadzah Hj. Euis Julaeha Muchtar, S.Pd. dari PC. Persistri Jatinegara ini jauh sebelum waktu ashar tiba, sudah menyiapkan materinya yang disebar di WA Group KASTURI (singkatan dari Kajian Santai untuk Persistri) yang menggambarkan harapan optimis, walau hidup di tengah-tengah pandemi, jangan sampai kehilangan aroma kasturi sorgawi. Sekalipun bingkainya Persistri, kajian ini pun diikuti pula oleh peserta majelis-majelis Ta’lim lainnya.

Materi-materi yang disajikan, terbilang variatif; mulai dari narasi datar, bahkan hingga narasi yang sedikit “mengernyitkan” kening karena ibu-ibu kadang diajak berfikir juga. Namun demikian, semua ini tidak menghalangi mereka untuk tetap setia membaca, menyimak, memikirkan, hingga mengkritisinya dalam arena tanya jawab. Adapun materi-materi yang sudah dibahas adalah berikut ini:

1. Memaksimalkan Madrasah Keluarga
2. Mensyukuri Nikmat Fithrah
3. Shahâbiyyât; Akhwat Teladan Sepanjang Zaman
4. Sayyidah ‘Aisyah Radhiyallâhu ‘Anhâ; Kaum Milenial Membincangmu
5. Nasihat Bijak Bagi Perindu Masa Lalu
6. Dahsyatnya Tanda-tanda Kebesaran Allah
7. Khazanah Warisan Nabi Akhir Zaman
8. Ikhtiar Menjadi Golongan yang Selamat
9. Menjadi Generasi Terbaik Ummat; Dulu dan Sekarang
10. Mengawali dan Mengakhiri Hidup dengan Lâ ilâha illâh
11. Kembali pada ‘Aqidah Tauhîd
12. Istiqamah dalam Dakwah dan Tarbiyah
13. Fitnah Dajjal; Kekisruhan Zaman Akhir
14. Jahiliyyah Modern dalam Perbincangan
15. Memaknai Ahlus Sunnah wal Jamâ’ah
16. Keharusan Berjamâ’ah dan Larangan ‘Ashabiyyah
17. Berdamai dengan Qadhâ dan Qadar
18. Bulan Sya’ban Datang; Berharap Wabah pun Hengkang
19. Menuju Madrasah Ramadhan (paket kajian menyusul)

Semoga usaha yang sedikit di tengah wabah besar ini menjadi sesuatu yang tidak kecil maknanya untuk tetap menjalin hubungan yang harmonis dengan ilmu Allah dan rasulNya. Jauhnya jarak antara satu dengan yang lain tidak menjadi penghalang untuk tetap menyingkap tabir ilmu yang begitu luas, terlebih saling mendo’akan kebaikan dari kejauhan. Manusia paling mulia Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam, memberikan jaminan keutamaan sebagaimana riwayat berikut:

عن أُمَّ الدَّرْدَاءِ رضي الله عنها أنها قَالَتْ لصفوان: “أَتُرِيدُ الْحَجَّ الْعَامَ؟”، قال: فَقُلْتُ: “نَعَمْ“، قَالَتْ: “فَادْعُ اللهَ لَنَا بِخَيْرٍ“، فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ: ” دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: “آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ”.

Suatu hari Ummu Darda’ radhiyallâhu ‘anhâ berkata kepada Shafwan: “Apakah engkau akan berangkat haji tahun ini?”. Beliau menjawab: “Ya”. Ummu Darda’ melanjutkan, “Do’akanlah kebaikan untuk kami”. Sesungguhnya Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:   “Do’a seorang Muslim untuk saudaranya ketika tidak ada di hadapannya adalah mustajab. Di dekat kepalanya ada seorang malaikat yang ditugasi untuk mengaminkan, setiap dia berdo’a kebaikan untuk saudaranya. Sang malaikat berkata, “Amin. Engkau pun akan mendapat hal yang serupa.”(HR. Muslim)
____

*) Ditulis bakda zhuhur jelang ‘ashar di hari Sabtu, 18 April 2020 sebagai ekspresi dan motivasi untuk para jama’ah agar tetap memelihara semangat thalab ilmu.-

Print Friendly, PDF & Email

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!