Jumat, April 19MAU INSTITUTE
Shadow

RISÂLAH ‘IEDUL FITHRI VIRTUAL 1441 H. Tema Khutbah: “KEMBALI KE FITHRAH; MENAFSIR PANDEMI MENALAR ZAMAN”

RISÂLAH ‘IEDUL FITHRI VIRTUAL 1441 H.
Tema Khutbah:
“KEMBALI KE FITHRAH; MENAFSIR PANDEMI MENALAR ZAMAN”
Oleh:
Teten Romly Qomaruddien


إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا … من يهد الله فهو المهتدى ومن يضلل فأولئك هم الخاسرون … أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله … نصلى ونسلم على رسول الكريم وعلى أله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين … وبعد

Ma’âsyiral Muslimîn A’azzakumullâh

Kembali alunan takbir, tahlil dan tahmid menghiasi bumi dan menggema menambah hiasan jagat raya, seolah tidak peduli apa yang tengah terjadi dan tidak terpengaruh dengan riuhnya berbagai kemusykilan yang ada. Suaranya menggelagar menembus tingginya langit dan tajam menghunjam menembus kedalaman dasar bumi.

الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Ma’âsyiral Muslimîn A’azzakumullâh

Diiringi sinar mentari pagi, disaksikan cahaya siang … Kita dipanggil dan diajak, untuk mengikuti dan menghadap seruan Allah ‘azza wa jalla, semata-mata karena memenuhi dan mematuhi titah dan perintahNya. Tidak ada alasan kata untuk menolak dan tidak ada kata menyanggah untuk membantah, semuanya ditunaikan semata-mata karena mengagungkan asma dan membesarkan syi’arNya agar kita tergolong sebagai orang-orang yang pandai bersyukur.

… ولتكبروا الله على ما هداكم ولعلكم تشكرون

” … Dan agar kalian mengagungkan Allah atas apa yang ditunjukkan bagi kalian. Mudah-mudahan kalian bersyukur.”

Ma’âsyiral Muslimîn A’azzakumullâh

Semua kita tentu merasakan … semua kita sama-sama mengalami … Bahwa ramadhan kali ini memang berbeda, apabila dibandingkan dengan ramadhan-ramadhan sebelumnya. Namun demikian, justeru kita bersyukur kepada Dzat Ilahi Rabbi, di mana kita semua dipilih oleh Allah ‘azza wa jalla sebagai generasi manusia abad ini yang dipandang olehNya sebagai manusia-manusia yang pantas untuk mengemban ujian besar ini. Pandemi global berupa Covid-19 telah menggiring kita semua pada pintu-pintu kesadaran hakiki yang sulit untuk kita dapatkan di waktu-waktu normal biasa.

Semoga kita tidak termasuk golongan manusia yang senang mengabaikan keadaan di kala tenang, namun sangat memprihatinkan di kala ujian datang. Merapatkan diri, ketika sangat membutuhan hadirnya kuasa Dzat pencipta. Dalam waktu yang bersamaan, kita menjadi manusia tidak peduli akan wujudnya Dzat pencipta itu, dan kita menjadi lupa atau berpura-pura lupa bahwa kita pernah memohon dan menghiba padaNya sebelum ujian itu hengkang.

وَإِذَا مَسَّ ٱلْإِنسَٰنَ ٱلضُّرُّ دَعَانَا لِجَنۢبِهِۦٓ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَآئِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُۥ مَرَّ كَأَن لَّمْ يَدْعُنَآ إِلَىٰ ضُرٍّ مَّسَّهُۥ ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu dari padanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Yûnus/ 10: 12)

Ma’âsyiral Muslimîn A’azzakumullâh

الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ألله أكبر ولله الحمد

Ada banyak pertanyaan yang muncul akhir-akhir ini, ada sejumlah pro-kontra yang menjadi sumber perdebatan saat ini. Ada yang meyakini dengan penuh iman bahwa ini semua adalah ujian, namun ada pula yang beranggapan bahwa semua ini hanya fenomena wabah biasa semata. Ada yang menghubungkan bahwa ini peringatan dini akhir zaman, namun ada pula yang sama sekali tidak menghubungkannya dengan itu semua. Terlepas dari semuanya, bahwa hari ini semua kita merasakan, betapa bahaya dan kemadharatan benar-benar ada dan mengancam kehidupan kita. Yang jelas, ada di antara manusia yang mendaftarkan diri pada barisan orang-orang yang mau mengambil pelajaran, ada pula yang tengah antri masuk pada barisan orang-orang yang acuh dan abai terhadap tanda-tanda zaman. Mudah-mudahan kita termasuk pada barisan yang pertama, yakni menjadi manusia yang senantiasa pandai mengambil pelajaran.

فاعتبروا يا اولي الألباب …

Bagi yang pandai mengambil pelajaran, tidaklah semua peristiwa terjadi, melainkan di situ ada renungan, mutiara hikmah dan gambaran pengalaman yang bisa dijadikan pijakan. Kehancuran dan kejayaan masa lalu dapat dilacak jejaknya, kemajuan dan kemundurannya bisa direkam ulang perjalanannya. Tidak terkecuali, pandemi yang melanda seluruh negeri di bumi, itu pun pernah terjadi sepanjang sejarah. Hadirnya kitab Al-Bidâyah wan Nihâyah sebagai catatan lengkap lintasan peristiwa zaman oleh Imam Ibnu Katsîr atau Badzlul Mâ’ûn fî Fashlit Thâ’ûn yang mewartakan bagaimana seharusnya kaum Muslimin menghadapi wabah oleh Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani menjadi bukti konkret yang tidak dapat dipungkiri dan fakta nyata yang tidak bisa dibantah.

Adapun tugas kita hari ini, yang kaitannya dengan rekam jejak itu adalah “menyebrangkan” peristiwa masa lalu ke hari ini untuk dijadikan pertimbangan pengalaman. Benar apa yang dituturkan kata-kata bijak Imam Abu Hâmid al-Ghazali dalam Ihyâ ‘Ulûmiddîn:

الإعتبار أن يعبر ما ذكر إلى غيره فلا يقتصر عليه

“I’tibar atau ‘ibrah itu adalah menyebrangkan pengalaman yang diingat dari masa lalu ke masa-masa lainnya tanpa batas.”

Ma’âsyiral Muslimîn A’azzakumullâh

Kembali ke soal pandemi, di mana wabah ini kini tengah melanda dunia; Penyebarannya begitu masif dan penularannya sangat cepat menyebar ke beberapa negara dan berbagai benua. Namun zaman pun menunjukkan pada kita, jauh sebelum Covid-19, dunia mengalami peristiwa demi peristiwa yang serupa seperti berikut:

1. Cacar di Yunani (smallpox) pernah menewaskan lebih dari 30.000 orang di Athena Yunani, pada 430 SM (sebelum masehi).

2. Wabah justinian di Timur Tengah yang bermula pada tahun 541 M. dan diperkirakan menewaskan 50 juta orang di Timur Tengah, Asia, dan lembah Mediterania.

3. Great plague of London atau wabah besar London yang bermula dari Tiongkok pada 1334 M. dan menyebar di sepanjang rute perdagangan. Dalam waktu 18 bulan, wabah ini kira-kira membunuh 100.000 ribu nyawa di kota London. Selain itu, Florence Italia kehilangan sepertiga dari 90.000 penduduknya dalam enam bulan pertama. Maka, secara keseluruhan, wabah ini menewaskan 25 juta penduduk Eropa.

4. The modern plague atau wabah modern pada tahun 1860-an. Wabah ini menelan korban lebih dari 12 juta orang di Tiongkok, India dan Hongkong.

5. Pandemi flu besar yang sangat mematikan atau yang disebut sebagai flu Spanyol, terjadi pada 1918 dan 1919. Peristiwa ini mulai menyebar di AS, lalu muncul di Afrika Barat dan Prancis, kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia dengan menewaskan 50 juta orang di seluruh dunia.

6. Kelumpuhan permanen (polio) yang paling ditakuti di AS pada awal 1950-an, sebelum vaksin polio tersedia, wabah ini menyebabkan lebih dari 15.000 kasus kelumpuhan setiap tahun dan puncaknya menginfeksi 60.000 orang dan lebih dari 3.000 orang tewas.

7. HIV tahun 1984, yang merupakan virus penyebab AIDS. Setidaknya virus ini menewaskan lebih dari 5.500 orang di AS. Menurut catatan WHO, sejauh ini HIV telah merenggut lebih dari 32 juta jiwa. Di samping itu, sekitar 37,9 juta orang yang hidup dengan HIV pada akhir 2018.

8. SARS yang muncul pada November 2002 di Tiongkok, menyebar ke beberapa negara lain. Mulai dari Hongkong, Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia, Eropa (Inggris, Italia, Swedia, Swiss, dan Rusia), hingga Amerika Serikat. Epidemi ini berakhir pada pertengahan 2003 dengan menjangkiti 8.098 orang di berbagai negara. Setidaknya 774 orang kehilangan nyawa.

9. Pandemik flu H1N1 yang terjadi pada 2009. Flu ini dikenal sebagai flu babi atau swine flu. Berdasarkan data dari Centers for Disease Protection and Control, virus ini telah menginfeksi lebih dari 1,4 miliar orang di seluruh dunia dan menewaskan sekitar 575.000 korbannya.

10. Kolera di Haiti yang menewaskan sedikitnya 10.000 orang pada tahun 2010. Epidemi ini terjadi setelah gempa bumi yang melumpuhkan negara tersebut.

11. Epidemi ebola yang terjadi pada tahun 2014 di Afrika Barat merupakan wabah ebola terbesar yang pernah tercatat hingga Maret 2016. Setidaknya 30.000 orang terinfeksi virus ini dan sekitar 11.000 orang meninggal.

12. Virus zika yang ditetapkan
WHO sebagai global health emergency pada tahun 2016 diperkirakan bisa menginfeksi 3 sampai 4 juta orang dalam waktu satu tahun. Virus yang ditularkan nyamuk ini bisa menyebabkan cacat lahir seperti mikrosefali.

Dengan berbagai isyarat zaman ini, kita berlindung kepada Allah ‘azza wa jalla sebagai satu-satunya Dzat yang yang tidak ada satu pun makhluq yang mampu memadharatkanNya.

بسم الله الذي لا يضر مع إسمه شيء في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم

“(Aku berlindung) dengan Nama Allah yang bersama namaNya tidak ada sesuatu di bumi dan di langit yang bisa membahayakan. Dan Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

Ma’âsyiral Muslimîn A’azzakumullâh

Selain dari ujian wabah yang menimpa dari zaman ke zaman, kerapkali para ulama kita mengingatkan dengan mengkaitkan beragam sikap laku manusia; baik perilaku kepemimpinan, perilaku ummat yang dipimpinnya, atau pun berbagai penyimpangan yang terjadi di muka bumi. Tidak terkecuali perilaku-perilaku “manusia akhir zaman” yang sering bergunting dalam lipatan, menohok dari belakang, menciderai kehormatan dan agamanya hanya sekedar mengejar kehidupan dunia yang fana. Hilangnya rasa keadilan, porak porandanya tatanan hukum, penentangan dan penistaan terhadap ajaran agama, serta mengajak ummat pada kebinasaan menjadi hiasan biasa. Hal ini, mengingatkan kita semua pada dialog Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersama shahabat Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallâhu ‘anh yang memulai perkataannya sebagai berikut:

“Dahulu orang-orang bertanya kepada Rasûlullâh tentang perkara yang baik, tapi aku bertanya kepada beliau tentang perkara yang buruk agar jangan sampai menimpaku.” Aku bertanya: “Wahai Rasûlullâh, dahulu kami berada dalam keadaan jâhiliyah dan zaman keburukan, lalu Allah mendatangkan kebaikan (Islam) ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang keburukan?” Beliau berkata: “Ya”. Aku bertanya lagi: “Dan apakah setelah keburukan ini akan datang kebaikan?” Beliau menjawab: “Ya, tetapi di dalamnya ada kabut asap (dakhan).” Aku bertanya lagi: “Apa kabutnya itu?” Beliau menjawab: “Suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku, dan menunjukkan (manusia) kepada selain petunjukku. Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan memungkirinya.” Aku bertanya lagi: “Apakah setelah kebaikan ini akan datang keburukan lagi?” Beliau pun menjawab:”Ya, (akan muncul) para penyeru yang menggiring ke pintu-pintu neraka jahannam. Siapa yang menerima seruan mereka, maka mereka akan terpelanting ke dalamnya.” Aku bertanya lagi: “Ya Rasûlullâh, sebutkan tanda-tanda mereka kepada kami?” Beliau menjawab: “Mereka dari golongan kita juga dan berbicara dengan bahasa kita.” Aku bertanya lagi: “Apa yang akan Tuan perintahkan kepadaku jika aku berhadapan dengan keadaan seperti ini?” Beliau menjawab: “Pegang erat-erat jama’ah kaum Muslimin dan imam mereka.” Aku bertanya lagi: “Bagaimana jika tidak ada imam dan jama’ah kaum Muslimin?” Beliau menjawab: ”Tinggalkan semua kelompok-kelompok (menyimpang) itu, walaupun kau menggigit akar pohon hingga ajal menjemputmu.” (HR. Bukhari 6/ 615-616 dan 13/ 35 dan Muslim 12/ 235-236)

Adapun kata kunci yang dapat kita petik dari mutiara kalam mulia ini adalah:

1. Senantiasa membudayakan dialog dengan para ulama waratsatul anbiyâ dalam menyelesaikan berbagai persoalan seperti halnya para shahabat dengan Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam.

2. Senantiasa waspada untuk mengantisipasi munculnya zaman yang lebih buruk dari zaman-zaman sebelumnya.

3. Senantiasa mewaspadai akan munculnya kaum bersifat munâfiq (tampaknya Islam, namun lebih membela kepentingan orang-orang kufur di tengah-tengah kaum Muslimin)

4. Hendaklah saling menjaga soliditas dan menghidupkan ukhuwwah kaum Muslimin di tengah-tengah hampanya kepemimpinan.

5. Di sela-sela ikhtiar perjuangan, maka berpegang kepada Kitâbullâh dan Sunnah Muthahharah merupakan keniscayaan dan kunci keselamatan, serta kenyamanan beragama dalam situasi dan kondisi apa pun.

Ma’âsyiral Muslimîn A’azzakumullâh

الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر الله أكبر و لله الحمد

Merupakan momentum paling berharga, di mana Allah ‘azza wa jalla mengirimkan tamu agungnya berupa Ramadhan, seiring merebaknya wabah pandemi, di mana sang tamu datang dengan tepat waktu menyapa orang-orang beriman di muka bumi. Kehadirannya mengajarkan berbagai kedisiplinan, kesungguhan, rasa empathy yang tinggi, jiwa yang mendalam dan rasa kemanusiaan yang tidak mengenal batas status sosial untuk saling tolong menolong sesama saudara seiman dan sesama anak bangsa. Dikatakan sangat tepat, karena Ramadhan datang di tengah-tengah kepanikan global yang membutuhkan kepatuhan manusia terhadap aturan-aturan yang Maha kuasa dan aturan-aturan kebaikan yang dibuat oleh manusia.

Lebih dari itu, Ramadhan telah mengantarkan ummat sejagat untuk sama-sama memetik nilai-nilai fithrah yang dianugerahkan (baik yang bersifat mukhallaqah; fithrah manusiawi, atau pun munazzalah; fithrah ilahi). Dan akhirnya, suasana “indah pada waktunya” benar-benar terjadi di hari fithri dan sama-sama dapat kita rasakan. Dengan kembali ke fithrah, semua kita berharap; pandemi mati, ujian demi ujian pun sirna dari hadapan. Sungguhlah benar, apa yang Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam ajarkan dalam do’anya:

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan Engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.”
_____

*) Naskah ini ditulis oleh Alfaqîr fillâh di waktu dhuha pada hari Kamis, 28 Ramadhan 1441 H. yang bertepatan dengan 21 Mei 2020 M. di kediaman Komplek Pusdiklat Dewan Da’wah Bekasi 17510 Jawa Barat

Print Friendly, PDF & Email

1 Comment

  • Kurniawan

    Sangat bermanfaat, mudah-mudahan bisa menjadi amal sholeh dan saya mohon idzinnya mau dipakai didaerah kami.
    جزاك الله خير الجزت

Tinggalkan Balasan ke Kurniawan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!