AGUSTUS-MUHARRAM; LOMBA BERTAHAN HIDUP UNTUK PAHALA NEGERI AKHIR
Oleh:
Teten Romly Qomaruddien
Ada banyak bentuk perlombaan di muka bumi ini, di antaranya berlomba menggapai ampunan Allah ‘azza wa jalla dan jannahNya yang sangat luas, seluas langit dan bumi. Di mana pun kita berada, di situ ada arena untuk berlomba, di mana meraih amalan baik sebanyak-banyaknya adalah kunci kebahagiaan di negeri akhir.
Sungguh, “lomba bertahan hidup” benar-benar diperintahkan Dzat yang Maha kuasa. Bumi yang kita pijak, adalah arena terbuka untuk adu kuat siapa peraih terbanyak dan terbaik. Sedangkan negeri yang tengah menanti, yakni yaumul akhir adalah hari pengumuman siapa bakal meraih pahala kemenangan sejati. Betapa bahagianya, mereka yang berhasil mendapatkan piala keberuntungan duniawi yang melimpah (ujratun katsiiratun) berupa harta, kedudukan, jabatan, dan lainnya. Namun akan lebih berbahagia lagi, apabila mereka berhasil meraup pahala ukhrawi termulia dan teragung (ajrun ‘azhiimun) di sisiNya kelak.
Dalam konteks Agustus-Muharram, tak ada hubungan dari keduanya selain sama-sama nama bulan; Agustus nama bulan yang didasarkan pada perhitungan Gregorius yang berikutnya disebut penanggalan Masihiyyah, sedangkan Muharram nama awwal bulan yang disandarkan pada hijrah sang Rasul shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya atas saran Khalifah Umar Ibnul Khathab radhiyallaahu ‘anh yang berikutnya disebut penanggalan Hijriyyah.
Kini, qaddarallaah kedua bulan ini beririsan dalam satu waktu (waqtun waahidatun). Karenanya, gebyar berpesta pora dan berungkap kata selamat saja tidaklah cukup, apabila tak diiringi dengan keinginan kuat untuk menjadikan dunia dan akhirat sebagai daarul hijratain wa baabus sa’aadatain, yakni dua tempat berhijrah untuk menuju dua pintu kebahagiaan.
Benar apa yang Allah ‘azza wa jalla firmankan: “Dan carilah pada apa yang dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, serta janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash/ 28: 77)
Ashbahnaa wa ashbahal mulku lillaah, wal ‘izzatu wal qudratu lillaah … Ashbahnaa ‘alaa fithratil Islaam wa kalimatil ikhlaash wa ‘alaa diini nabiyyinaa Muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallam
✍️ Ditulis waktu dhuha (Selasa, 10/8/2021) pada saat penantian mentari pagi yang masih terhijab gerimisnya hujan di langit Pusdiklat Dewan Da’wah Setiamekar Tambun Selatan Bekasi 17510 Jawa Barat