NGALAP BERKAH SANG “KYAI PABRIK” // Bicara Ustadz H. Kahfi Amin, pria Betawi yang identik dengan pabrik atau perusahaan otomotif yang digelutinya itu menjadi menarik untuk dibincang. Pasalnya, sejak banyak belajar kepada para sesepuh; KH. Eman Sar’an, KH. Hasan Ishaq, KH. Amir Musthafa, KH. Ismail Fikri, KH. Moh. Si’in, KH. Ramundi, H.E.A. Hamid, H.A. Sukayat, dan lainnya, sosok “ngustadznya” lebih kentara dari pada seorang petinggi perusahaan. Bersama rekan-rekan; H.M. Lathif Nurdin, H. Soewardi Sulaiman, H. Nano, H. Nuh, H. Adjuk, H. Maknun, H. Sukardjo, dan lainnya lebih memilih menyibukkan diri di kancah dakwah ibukota memperkuat bangunan Jam’iyyah Persatuan Islam dibersamai asatidz senior lulusan PPI sebayanya. Di sela-sela minum kopi dan jeruk hangat [sebelum pengajian], al-faqir bertanya tentang harapan apa yang paling asasi dari model dakwah yang diinginkan para “pentolan” jam’iyyah kota metropolitan ini? “Kembalikan identitas harakah dakwah jam’iyyah!!!”, ujarnya singkat. ✍️☕☪️ (@TenRomlyQ)