
PEWARISAN NILAI SANG MENTOR// Sosoknya tak banyak mengobral kata, kalau pun bicara datar. Al-Faqir mengenalnya, sejak di LPDI Jakarta [1992-1994]. Dialah H. Amin Djamaluddin (Direktur LPPI). Kisah paling menarik, ketika beliau dipanggil Allaahu yarhamh Pak M. Natsir sehubungan tulisannya di Harian Pelita. “Saudara yang bernama Amin?”, tanya Bapak. Iya pak, jawab Amin. “Apakah benar ini tulisan saudara?”, tanya bapak lagi. Benar pak, jawabnya. “Saudara tahu orang yang saudara kritik?”, tanyanya mengejar. Saya tidak tahu pak, jawabnya tenang. Baru Pak Natsir menjelaskan: “Tulisan yang saudara kritik, adalah tulisan seorang tokoh pengagum orientalis, dan saudara mampu mengkritisinya. Apa yang bisa saya bantu?”. Itulah sosok mentor yang hebat, bapak sangat apresiatif ketika melihat anak muda berbakat, berdedikasi, kritis, dan semangat juang yang tinggi. Amin moeda dinilai berani, karena mampu mengkritisi pemikiran seorang Dr. Harun Nasution waktu itu terkait Filsafat, Ilmu Kalam, dan Tashawwuf.✒️☪️ (@TRQ)