Sabtu, Desember 7MAU INSTITUTE
Shadow

CERITA USTADZ SYUHADA BAHRI YANG SELALU MENARIK

CERITA USTADZ SYUHADA BAHRI YANG SELALU MENARIK

Apa pun tema obrolannya, kalau “Bang Ada” [panggilan KH. Syuhada Bahri] yang menceritakan kembali, pasti menarik; berkesan, membekas dan menggelitik. Padahal waktu itu [tahun 1998an], tanpa meminjam telinga, al-faqir pun mendengar langsung Allaahu yarhamh H. Husein Umar menyampaikan taushiyah zhuhurnya di Masjid Al-Furqan Kramat Raya 45 Jakarta Pusat. Isi kuliahnya, sama persis dengan yang diceritakan Bang Ada.

Masih teringat dalam bayangan, Bang Husein Umar saat berdiri di mimbar memakai setelan batik krem tanpa peci menyampaikan ulasannya tentang Kerukunan Ummat Beragama. Di sela-sela ceramahnya, Bang Husein menyuguhkan cerita detik-detik keputusan pembangunan Islamic Centre di area Kramat Tunggak Jakarta Utara yang terkenal itu.

Episode ini, kini diceritakan kembali Ustadz Syuhada Bahri dengan sangat apik: “Ketika KODI dan beberapa ulama DKI bertemu dengan Gubernur Sutiyoso untuk membincangkan bekas kawasan pelacuran Kramat Tunggak. Sutiyoso waktu itu meyakinkan yang hadir bahwa Kramat Tunggak akan dijadikan Pusat Bisnis. Sementara ada keinginan yang lain, untuk Islamic Centre. Kita tahu, Sutiyoso sangat keras dengan pendiriannya. Ketika Bang Husein Umar mendapat giliran bicara, Bang Husein mengatakan, “Pak Sutiyoso ini adalah Gubernur yang sangat luar biasa karena mampu menjadi Gubernur untuk 5 Presiden. Yaitu Suharto, BJ. Habibie, Gus Dur, Megawati dan SBY. Sayang sebentar lagi akan pensiun. Saya sangat berharap Pak Sutiyoso mengakhiri masa jabatan dengan indah. Saya tidak rela bila di akhirat nanti Malaikat akan menuntun Bapak menghadap Allah dan dikatakan oleh Malaikat, ya Allah inilah Gubernur yang tidak setuju berdirinya Islamic Centre.” Waktu itu Bang Husein Umar belum selesai bicara, Pak Sutiyoso pukul meja sambil mengatakan, “Tidak ada lagi cerita pusat bisnis, kita bangun Islamic Centre!!!”. Kami yang hadir menyambut “Alhamdulillaah”.

Sekeras apapun orang, ketika yakin dengan hari akhir dia akan kembali kepada Allah. Sangat boleh jadi ada ayat dan hadits yang menyebut iman kepada Allah dan hari akhir dalam satu tarikan nafas karena iman kepada Allah adalah fondasi kehidupan dan iman kepada hari akhir adalah kendali dalam kehidupan. Mudah-mudahan iman kita kepada Allah dan hari akhir mengantarkan kita untuk husnul khatimah.

Ada ayat Allah yang berbunyi “maa hiya illaa hayaatunad dunyaa, namuutu wa nahyaa wa maa yuhlikunaa illaad dahr”. Orang yang seperti digambarkan oleh ayat itu, dia akan menjadi makhluk yang jahat di muka bumi. Jika kebahagiaan dunia itu dikaitkan dengan harta, dia akan seperti Qarun. Jika kebahagiaan dunia itu dikaitkan dengan kedudukan, maka dia akan seperti Fir’aun. Nauudzu billaah … Mari kita bertaubat dari hal seperti itu. Demikian KH. Syuhada Bahri mengakhiri ceritanya. Semoga Ustadz senantiasa ada dalam lindungan yang Maha Rahman dan Rahiim … Aamiin (@Salam ta’zhiem TenRomlyQ)

Print Friendly, PDF & Email

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!