Oleh: Teten Romly Qomaruddien

Dalam catatan sejarah, selain Isra Mi’raj peristiwa penting lainnya yang pernah terjadi di bulan Rajab adalah pembebasan Baitul Maqdis yang terjadi pada 27 Rajab, 583 H./ 1187 M. di bawah perjanjian “Shulh al-Ramlah” pada masa Sulthan Shalahuddin al-Ayyubi. Mengingatkan kembali peristiwa terakhir tersebut, menjadi lebih bermakna apabila dikaitkan dengan gelora pembebasan negeri Syam awal tahun 2025 ini.
Membicarakan Isra’ Mi’raj, maka tidak bisa dilepaskan dari pembahasan bumi Syam yang mulia. Terutama Masjidul Aqsha, yang karena keberkahannya tidak diragukan. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan, agar umatnya berziarah ke masjid tersebut:
لا تشد الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِى هَذَا وَمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الأَقْصَى
“Janganlah bersengaja melakukan perjalanan dengan penuh keinginan melainkan ke tiga masjid; masjidku ini [Nabawi], masjidil Haram dan masjidil Aqsha.” (HR. Bukhari, no. 1189 dan Muslim, no. 1397 dari shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anh).
Adapun keutamaannya, disebutkan dalam hadits berikut:
صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا اَلْمَسْجِدَ اَلْحَرَام, وَصَلَاةٌ فِي اَلْمَسْجِدِ اَلْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةٍ فِي مَسْجِدِي بِمِائَةِ صَلَاةٍ
“Sekali shalat di Masjidku ini lebih utama dari pada 1000 kali shalat di Masjid lainnya kecuali Masjidil Haram dan sekali shalat di Masjidil Haram lebih utama dari pada 100 kali shalat di masjidku ini.” (HR. Ahmad, 26: 41-42, Ibnu Hibban, 1620 dari shahabat Ibnu Zubair radhiyallaahu ‘anh).
Dalam hadits Abu Darda’ secara marfu’ [sampai pada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam] disebutkan keutamaan khusus shalat di Masjidil Aqsha:
وَالصَّلَاةُ فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ بِخَمْسِمِائَةِ صَلَاةٍ
“Shalat di Baitul Maqdis sama seperti mengerjakan lima ratus shalat.” (HR. Al-Bazzar, Ibnu ‘Abdil Barr, Al-Baihaqi dalam Syu’abul Imaan, dan dihasankan oleh Al-Bazzar).

Inilah ziyaarah mubarakah yang direkomendasikan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam; Untuk berziarah ke Haram di Makkah dan Nabawi di Madinah, kaum Muslimin telah sering menunaikannya. Tetapi untuk shalat di Masjidil Aqsha, masih sangat terbatas kaum Muslimin menunaikannya. Bahkan kalau pun bisa, masih terjadi silang pendapat. Mana yang lebih baik? Apakah berziarah ke Aqsha karena mengejar keutamaannya, atau memilih untuk tidak berziarah karena khawatir turut terlibat dalam menyokong devisa negara Israel [seiring administrasinya masih melibatkan negara zionis itu].
Negeri yang diberkahi, sebagaimana Al-Qur’an menyebutkan:
ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
” … Yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Al-Isra: 1).
Menurut Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, negeri Syam meliputi Jordania, Palestina, Syria, dan Lebanon. Tentu termasuk di dalamnya Israel. Karena hakikatnya, negeri tersebut adalah Palestina yang dirampas. Berkali-kali upaya pencaplokan dan pendudukan, tetapi Israel sampai hari ini masih sulit untuk menaklukan Palestina secara keseluruhan. Bahkan sejak tahun 1967, berulang kali terjadi perjanjian demi perjanjian, namun selalu berakhir dengan pelanggaran dan pengkhianatan.
Banyak yang memprediksi, termasuk gencatan senjata bulan ini [Januari 2025], setelah menghadapi perlawanan Mujahidin dalam perang 467 hari. Akankah berlangsung panjang atau sebaliknya? Sebagian awak media merasa was-was dan kurang percaya kalau Israel akan memenuhi janjinya; 97 persen tidak percaya, dan hanya 3 persen saja yang percaya. Namun kita husnuz zhan, justru mudah-mudahan tidak hanya gencatan senjata, melainkan kemerdekaan yang sesungguhnya benar-benar terjadi di negeri ini.
Menarik untuk dicermati, mengapa masyarakat dunia hari ini mempertanyakan mengapa tiba-tiba IDF Zionis mau melakukan gencatan senjata? Kekuasan Dzat yang Maha kuasa pun menjawabnya. Negara Amerika Serikat yang selama ini menyokongnya, sudah tidak mampu lagi membantu Israel. Los Angeles sebagai kota penting di negaranya, mengalami kerugian hebat $ 825 triliun [dua kali lipat dari dana yang digelontorkan. sebagai bantuan senjata ke Israel]. Jangankan membantu anak emasnya, sang majikan pun tengah dirundung malang.

Kembali pada keutamaan negeri Syam, dan mengapa umat Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam mesti menganggap penting memahaminya? Masih dalam kitab “Thuubaa Lis Syaam”, Syaikh Munajjid menyebutkan, di antaranya:
- Karena negeri Syam adalah Bilaadul Anbiyaa, yakni negeri para Nabi; Para Nabi dan Rasul, termasuk Nabi akhir zaman pernah singgah di negeri Syam. Bahkan saat pemuda Muhammad belum diangkat menjadi Nabi, telah melakukan perniagaan dari Makkah hingga ke negeri Syam yang telah menjadi jalur emas perdagangan bangsa Arab [sebagaimana dijelaskan Al-Qur’an dalam Surat Quraisy] .
- Karena negeri Syam Bilaadul Qudamaa wal Fudhalaa, yakni negeri tempat lahirnya orang-orang mulia terdahulu. Selain generasi shahabat, taabi’in dan taabi’ut taabi’in, negeri Syam banyak melahirkan ahli ilmu di zamannya, di antaranya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Imam Ibnu Qayyim dan Imam Ibnu Katsir. Di kalangan ulama abad ini; Syaikh Muhammad ‘Ali Ash-Shabuni, Syaikh Sa’id Hawwa, Syaikh Musthafa Asy Syiba’i, Syaikh Wahbah az-Zuhaily, Syaikh Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthy dan Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah, serta masih banyak ulama dan tokoh lainnya.
- Karena negeri Syam Bilaadur Ribaath wal Mahsyar; Yakni sebagai negeri pertahanan dan tempat berkumpulnya kaum Muslimin [berdasarkan hadits-hadits terkait akhir zaman]
- Tidak terkecuali bahwa negeri Syam merupakan negeri yang di dalamnya terjadi peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi akhir zaman sebagaimana dipaparkan di awal.
Kini di awal tahun, selain Gaza kembali ke pangkuan Muslimin Palestina, kita juga menyaksikan bagaimana Damaskus diraih kembali oleh kaum Muslimin Ahlus sunnah wal Jamaa’ah setelah puluhan tahun sebelumnya mereka dizalimi penguasanya sendiri Dinasti Bashar Asad setelah mereka berkuasa dan banyak melakukan pembantaian yang mengerikan. Pembantaian 6000 kaum Muslimin di Tel Za’tar [1976], pembantaian 700 para akademisi di penjara Tadmur [1980], pembunuhan Rif’at Asad atas penduduk Hamat sebanyak 40.000 orang, 15.000 dipenjara dan 150.000 terpencar-pencar, serta pembunuhan dengan menjatuhkan 1.000.000 bom di kota Tripoli. Masih banyak kekejian lainnya yang berlanjut hingga generasi Bashar Asad.

Siapa Bashar Asad dan ayahnya Hafizh Asad? Mereka kaum ‘Alawiyyiin [sebutan popular sejak penjajahan Prancis] yang berkeyakinan aliran kebatinan ekstrim Syi’ah [Baathiniyyah Ghulaat] yang sangat masyhur kebengisannya di Syria dan negeri-negeri sekitarnya. Mereka pengikut Nushairiyyah yang didirikan oleh Muhammad bin Nushair an-Numairi al-Farisi [sebahagian menyebutnya al-Bashri] tahun 270 H. Ibarat dagelan yang tidak masuk akal sehat; Di satu sisi mereka meyakini bahwa shahabat ‘Ali bin Abu Thalib adalah “Tuhan”, namun di sisi lainnya mereka mengagungkan ‘Abdurrahman bin Muljim [pembunuh ‘Ali] sebagai orang berjasa yang melepaskan “ruh Tuhan” dari jasad kasar manusia. Meskipun ada kesamaan dengan sekte Qaraamithah [pengikut Hamdan Qaramith yang pernah mencuri Hajar Aswad], namun menurut Syaikh Dr. Marwan ‘Abdullah: “Haadzihi asyaddu minal Qaraamithah”. Menurutnya, bahkan ini lebih jahat dari kebatinan Qaramithah.
Untuk mengetahui lebih dekat penyimpangan dan kesesatannya, membaca buku-buku berikut ini bisa memberikan jawaban yang lebih luas; Al-Judzuur at-Taarikhiyyah Lin Nushairiyyah al-‘Alawiyyah [Al-Husainy ‘Abdullah, tanpa Tahun], Al-‘Alawyyuun auw An-Nushairiyyah [Sayyid Abul Husein Mahdi al-‘Askari, 1980], Maadzaa Ta’rifu ‘anit Thaaifah an-Nushairiyyah al-‘Alawiyyah [Daar ad-Diraasah al-‘Ilmiyyah Makkah al-Mukarramah, 2012], dan Maadzaa Ta’rifu ‘an an-Nushairiyyah [‘Ali as-Shadiq, 2013]. Selain itu, buku-buku yang menyingkap sisi-sisi kebatinan lainnya yang lebih umum. Di antaranya Bayaanu Madzhabil Baathiniyyah wa Buthlaanuhu [Muhammad bin al-Hasan ad-Dailami, tanpa Tahun] dan Kasyfu Asraaril Baathiniyyah wa Akhbaarul Qaraamithah wa Kaifiyatu Madzhabihim wa Bayaanu I’tiqaadihim [Syaikh Muhammad bin Malik bin Abil Fadhaail al-Hamady al-Yamani, 1985].
Sedangkan ideologi politiknya, berpegang pada Nasionalisme dan Sosialisme Arab Partai Ba’ats. Karenanya sangat wajar apabila secara paham keagamaan Iran memiliki keterlibatan dengan Syria, sementara Rusia memiliki keterlibatan secara ideologi politik. Rapuhnya kekuatan Iran dan semakin tidak prioritasnya Syria bagi Rusia disebabkan menguatnya perlawanan Ukraina yang didukung NATO, menjadi salah satu sebab Syria terabaikan dan kekuatan Tirani Bashar pun tidak mampu lagi menghadapi milisi Mujahidin yang semakin solid. Kota Aleppo, Himsh dan Damaskus pun akhirnya jatuh dalam waktu singkat di bawah kendali Hay’ah Tahrir as-Syam pimpinan Ahmad as-Syara atau dikenal dengan Abu Muhammad al-Julani.
Meskipun menghadapi banyak ujian; Sisa-sisa perwira dan tentara pro Asad yang dibebaskan, banyaknya komunitas milisi [termasuk para mantan DAISY atau ISIS], etnik Kurdi yang masih dipersenjatai Amerika dan lainnya. Semua itu, bukanlah perkara mudah untuk dihadapi. Namun demikian, kini Syria tengah berbenah untuk mengokohkan kedaulatan negerinya. Semoga persatuan dan kesatuan kaum Muslimin di negeri penting Bumi Syam ini benar-benar terwujud dan mampu berdiri kuat kembali tanpa bayang-bayang perpecahan yang sewaktu-waktu bisa mengancamnya. Allaahumma baarik lanaa fii syaaminaa
Alhamdulillãh sae Tadz. Jazãkumullãhu khair. Mohon izin untuk dhare.